MerahPutih.com – Presiden Mohamed Bazoum tengah ditahan oleh anggota Pengawal Presiden dan militer mengumumkan telah merebut kekuasaan.
Komandan Pengawal Presiden Niger, Jenderal Abdourahamane Tchiani, menyatakan dirinya sebagai kepala pemerintahan transisi.
Baca Juga:
Kudeta Niger, Biden Serukan Pembebasan Presiden Mohamed Bazoum dan Keluarganya
Para menteri pertahanan Afrika Barat tengah menyusun rencana intervensi militer untuk mengembalikan pemerintahan demokratis di Niger.
Para menteri pertahanan, memberikan batas waktu tujuh hari yang diberikan kepada pemimpin kudeta agar memulihkan kekuasaan Presiden Mohamed Bazoum.
Masyarakat Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) dalam pertemuan darurat memerintahkan para pemimpin militer agar memulihkan kekuasaan Presiden Bazoum. Jika tidak, ECOWAS akan “menempuh segala cara”, termasuk “penggunaan kekuatan”, untuk memulihkan tatanan konstitusional di Niger.
Berbicara pada penutupan pertemuan para menteri pertahanan ECOWAS yang berlangsung tiga di ibukota Nigeria, Abuja, Abdel-Fatau Musah, komisioner ECOWAS bidang politik, perdamaian dan keamanan, menyatakan semua opsi sudah diperhitungkan, kendati opsi diplomatik tetap terbuka.
“Semua elemen yang akan dimasukkan dalam intervensi sudah dituntaskan, yang meliputi waktu, sumber daya yang dibutuhkan dan bagaimana serta kapan mengerahkan pasukan,” katanya.
“Apapun yang dicapai di sini akan dilaporkan secepatnya kepada para kepala negara yang akan mengambil keputusan terakhir mengenai apa yang akan kami lakukan menyangkut situasi di Republik Niger.”
Pada 2017, ECOWAS menggunakan kekuatan militer untuk memulihkan tatanan konstitusional di Gambia ketika Yahya Jammeh menolak menyerahkan kekuasaan setelah kalah pemilu.
Musah kembali mengeluarkan seruan kepada para pemimpin kudeta Niger agar memberikan kesempatan menciptakan perdamaian dengan segera memulihkan tatanan konstitusional di negara itu.
Nigeria, Senegal, Pantai Gading, dan Benin, sudah menyatakan siap mengirimkan pasukan ke Niger jika ECOWAS mendukung keputusan tersebut.
Menteri Pertahanan Nigeria Ibrahim Kana mengatakan, Nigeria tetap berkomitmen memulihkan demokrasi di Niger, namun memandang pendekatan diplomatik tetap pilihan terbaik.
Pada Rabu, pemimpin kudeta Jenderal Abdourahamane Tchiani terdengar menantang, dengan mengatakan bahwa junta “tidak akan tunduk kepada ancaman” agar mengembalikan kekuasaan Presiden Bazoum dan “menolak campur tangan apa pun dalam urusan dalam negeri Niger.”
Junta Niger yang baru dilantik mengancam akan menyerang negara anggota Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) jika blok Afrika Barat itu mengintervensi secara militer di negara tersebut.
Juru bicara Dewan Nasional Pengamanan Negara Amadou Abdramane menyampaikan hal itu saat membacakan deklarasi lewat televisi yang mengumumkan penarikan duta besar di Paris, Abuja, Lome dan Washington.
“Agresi atau upaya agresi apa pun terhadap Negara Niger akan melihat balasan kilat dan tak terduga dari Pasukan Keamanan dan Pertahanan Niger di salah satu anggota (blok tersebut),” katanya.
Baca Juga:
3 WNI Dipastikan Aman di Tengah Kudeta Niger