Said Aqil Jelaskan Syarat Pemimpin Bangsa dalam Ilmu Fikih

MerahPutih.com – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diharapkan dapat berlangsung dengan aman dan menghasilkan pemimpin terbaik.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2021 Said Aqil Siradj mengungkapkan beberapa syarat pemimpin nasional menurut ilmu fikih.

“Kita harus cerdas, agar mampu melahirkan pemimpin bangsa yang memiliki kualifikasi unggul sesuai dengan syuruthul imam (syarat-syarat pemimpin) menurut fikih,” katanya saat memberikan pidato kebudayaan di Gedung Joeang 45, Jakarta, Jumat (11/8) malam.

Baca Juga:

Barisan Cyber Indonesia Raya Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2024

Dia menjelaskan syarat itu, yakni harus aliman (berilmu dan berpengetahuan luas serta mendalam), adilan (bersikap adil), zahidan (sederhana tidak rakus serta memihak kepentingan masyarakat luas).

Selanjutnya, sujaan (pemberani menghadapi risiko dan berstrategi dalam berdiplomasi), salima jism (sehat lahir batin) serta memiliki sifat roufur rohim (peduli dan belas kasih pada masyarakat).

Kiai Said mengingatkan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan bangsa, harus siap melakukan mitigasi sosial menghadapi kemungkinan terjadinya turbulensi politik.

“Momentum politik di depan mata, kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini menghadapi kemungkinan rekayasa dan skenario global,” katanya menegaskan, seperti dikutip Antara.

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Tunjuk Erick Thohir Dampingi Ganjar di Pilpres 2024

Kata dia, mitigasi dilakukan seiring berkembangnya radikalisme dan intoleransi, serta berbagai penyesatan informasi dan adu domba antar pihak. Hal itu dilakukan, agar Indonesia tetap bersatu, berdaulat dan utuh selamanya.

Dia juga berharap penyelenggaraan Pemilu harus dikawal secara damai, demokratis, transparan, jujur, adil, dan tanpa kekerasan.

Kiai Said mengimbau agar warga bangsa segera melakukan konsolidasi nasional dan membangun kembali konsensus bersama, untuk merajut kesatuan dan persatuan bangsa, mengkonstruksi strategi kebudayaan secara komperhensif, sehingga bangsa Indonesia tidak kehilangan nilai dan jati dirinya. (*)

Baca Juga:

PAN Tidak Mau Kalah Pilpres untuk Ketiga Kalinya



Source link