Merah Putih. dengan – Banyak perbincangan di media sosial tentang perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah. Seseorang yang diduga sebagai peneliti BRIN dengan nama akun Facebook Andi Pangeran Hasanuddin mengomentari tautan yang ditulis oleh peneliti BRIN lainnya, Thomas Djamaluddin.
Andi Pangerang Hasanuddin mengomentari tautan Thomas melalui akun Facebook Ap Hasanuddin yang sinis dan mengancam warga Muhammadiyah.
Baca juga:
Ribuan warga mengikuti salat Id di Bandung dan gedung PP Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau kepada anggota perkumpulan agar tidak terprovokasi dan tetap berhati-hati dalam menyikapi ancaman tersebut hanya karena berbeda pendapat dalam penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah.
“Kami meminta warga tidak terprovokasi dengan berbagai ejekan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik ofensif bahkan ancaman fisik terhadap individu terkait perbedaan pelaksanaan Idul Fitri 1444 H,” kata Presiden PP Muhammadiyah Dadang Kahmad.
Dadang Kahmad mengimbau warga Muhammadiyah untuk tetap bijak dan dewasa serta mengimbau warga Muhammadiyah tidak terprovokasi dengan pernyataan yang dilontarkan.
“Kami menghimbau kepada warga agar tidak terprovokasi dengan berbagai ejekan, sinisme, tudingan, hujatan, kritikan yang menghujat, hingga ada yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pendapat dalam pelaksanaan Idul Fitri 1444 H,” kata Dadang. .
Dadang mengatakan, Muhammadiyah sebagai ormas, juga anggotanya, sudah cukup berpengalaman diperlakukan secara negatif atau buruk seperti itu sepanjang sejarahnya selama ini.
Dadang mengajak pihak-pihak yang tidak setuju dengan pandangan keislaman Muhammadiyah untuk menghadirkan akal sehat, sikap ilmiah yang obyektif, dan keluhuran budi pekerti Islam sebagai orang yang agamis dan berilmu.
“Kalau di negeri ini para petinggi negara sudah banyak bicara tentang moderasi dan toleransi dalam beragama dan berbangsa, serta ajakan untuk tidak radikal dan intoleran,” kata Dadang.
Ia menegaskan, Muhammadiyah sebagai organisasi tetap elegan dalam menyikapi sikap dan pernyataan negatif tentang perbedaan Idul Fitri karena sudah biasa dan biasa.
Dadang meminta warga Muhammadiyah untuk menunjukkan keadaban, ilmu, kebangsaan bahkan agama yang lebih baik di dunia nyata.
“Kalau dari pernyataan buruk orang-orang tersebut terhadap Muhammadiyah ada yang melewati batas dan bisa masuk ranah hukum, jelas jalur hukum selalu terbuka untuk dijalankan sesuai koridor yang dijamin konstitusi dan kehormatan. dalam bangsa,” ujarnya.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengimbau masyarakat agar tidak tergoyahkan dengan rumor yang beredar tentang komentar viral para astronom BRIN di media sosial soal perbedaan penetapan Lebaran 2023.
Ia menyayangkan hal itu dan langsung melakukan pemeriksaan internal terhadap BRIN.
“Sayangnya, perbedaan ini menyebabkan pertanyaan yang kurang produktif dan diduga terkait dengan salah satu anggota BRIN,” ujar Handoko.
Handoko menjelaskan, jika dipastikan pembuat komentar adalah pejabat publik aparatur negara BRIN, maka sesuai aturan yang berlaku, BRIN akan menggugatnya melalui Majelis Kehormatan ASN, setelah itu bisa diproses. kepada Badan Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021.
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri menindaklanjuti komentar viral tentang ancaman terhadap warga Muhammadiyah karena merayakan Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 berbeda dengan pemerintah.
Direktur Cyber Crime (Dittipidsiber) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Adi Vivid Bactiar saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya sedang melakukan pendataan atas komentar ancaman tersebut.
“Kami sedang membuat profil pernyataan itu,” kata Vivid.
Andi Pangerang Hasanuddin sendiri meminta maaf atas komentarnya secara tertulis dan juga mempostingnya di media sosial. (Knu)
Baca juga:
Lebaran Muhammadiyah Besok, Menag Yaqut mengimbau masyarakat menjaga toleransi