Pemerintah Rogoh Kocek Rp 35 Miliar untuk Revitalisasi Keraton Surakarta

MerahPutih.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) memastikan bakal melakukan revitalisasi Keraton Kasunanan Surakarta yang meliputi alun-alun selatan dan utara.

Proyek pemugaran kompleks bangunan bersejarah ini dipastikan melalui penandatanganan Detail Engineering Design (DED) revitalisasi dilakukan langsung Sinuhun PB XIII, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah Kuswara di Hotel Novotel Solo, Rabu (26/7).

Baca Juga

5 Kebo Bule dan 13 Pusaka Diarak Saat Kirab Pusaka Malam 1 Suro Keraton Surakarta

“Revitalisasi keraton tidak mudah karena kawasan cagar budaya. Akan ada lelang awal Agustus paling lambat dengan total dana Rp 35 miliar,” kata Kuswara.

Dikatakannya, dana sebesar itu bersumber dari APBN 2023/2024 atau dua tahun anggaran dari Kemen PUPR dengan mekanisme pekerjaan multiyears. Untuk pengawasan proyek ada konsultan pengawas, kontraktor, Balai Pelestarian Cagar Budaya, dan KemenPUPR.

“Terkait adanya kemungkinan desain kita lihat situasi lapangan karena itu ranah dari tim ahli,” katanya

Baca Juga

Pura Mangkunegaran Peringati 1 Suro Malam Ini, Keraton Solo Besok Malam

Terlebih, kata dia, Keraton Surakarta masuk cagar budaya sehingga harus hati-hati. Untuk lelang butuh waktu dua bulan dimulai paling lambat awal Agustus 2023.

“Perubahan desain sangat mungkin, tapi tidak detail. September lelang selesai dan Oktober pekerjaan fisik. Pekerjaan berlangsung selama dua tahun,” tandasnya.

Sementara itu, Gibran mengatakan untuk revitalisasi dana dari APBN Kemen PUPR menyasar dua alun-alun. Sedangkan dana hibah dari UEA akan digunakan penataan kawasan Baluwarti.

“Yang tidak bisa disentuh dana Kemen PUPR, kita gunakan dana hibah UEA. Jadi bisa kolaborasi terkait anggaran,” kata Gibran.

Gibran mengatakan, selama pekerjaan kawasan kedua alun-alun harus steril dari PKL dan aktivitas lain. Untuk perubahan rekayasa lalin akan dilakukan dinas terkait.

“Supit urang itu tempat sakral. Akses pasar Klewer termasuk juga. Kita kembalikan sakralnya seperti dulu. Jadi nanti harus jalan kaki di sana sesuai permintaan PB XIII,” kata Gibran. (Ismail/Jawa Tengah).

Baca Juga

Hendak Dikirab 1 Suro, Kerbau Kyai Slamet Keraton Surakarta Melahirkan



Source link