Investigasi Guru Besar, Sufmi Dasco Ahmad: Saya Bisa Saja Mendapatkan Guru Besar Kehormatan

Investigasi Guru Besar, Sufmi Dasco Ahmad: Saya Bisa Saja Mendapatkan Guru Besar Kehormatan

Jakarta –  Investigasi Majalah Tempo mengenai “Skandal Guru Besar Abal-abal” mengungkap kejanggalan peringkat guru besar yang dimaksud diperoleh beberapa politikus dan juga dosen. Salah satunya Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Sufmi Dasco Ahmad.

Dia dikukuhkan sebagai guru besar pada Sentul International Convention Center, Daerah Bogor, Jawa Barat pada Desember 2022. Ketua Umum Gerindra–kini presiden terpilih–Prabowo Subianto mengunjungi acara pengukuhan gelar kejuaraan guru besar Dasco.

Dalam wawancara tercatat untuk Tempo pada akhir Mei 2024, Dasco mengklaim berupaya berubah jadi guru besar dengan menghimpun bilangan kredit yang mana cukup. Menurut Ketua Harian Partai Gerindra itu, semua kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi sudah ada dikerjakan. “Saya mengajar, meneliti, lalu melakukan pengabdian ke masyarakat,” ujarnya. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana Anda mendapat peringkat guru besar?
Dengan mengoleksi bilangan bulat kredit. Saya mengajar, meneliti, dan juga melakukan pengabdian ke masyarakat.

Penelusuran kami ada beberapa orang kejanggalan di kriteria pengajuan Anda. Salah satunya riwayat mengajar yang digunakan belum 10 tahun. Apa tanggapan Anda?
Saya mengajar sejak 2010 ke Universitas Kebangsaan, sekarang bernama Universitas Kebangsaan Republik Indonesia. Saya pada waktu ini menjadi rektor ke sana. Universitas Kebangsaan waktu itu belum bisa saja mengajukan guru besar sehingga saya pindah ke kampus yang sanggup mengajukan guru besar, yakni Universitas Azzahra, Jakarta. Saya mengajar dalam sana pada 2016-2020. Saya pindah dari Universitas Azzahra pada Maret 2020 lalu pindah ke Universitas Pakuan yang tersebut memenuhi prasyarat untuk mengajukan guru besar.

Baca juga:  Dasco Gerindra Klaim KIM Plus Sepakat Ridwan Kamil Maju Pilgub DKI Ibukota Indonesia 2024

Laman Pangkalan Angka Dikti mencatat riwayat mengajar Anda yang belum genap 10 tahun itu?
Kemungkinan Universitas Azzahra tak memberi update ke Pangkalan Informasi Dikti mengenai catatan mengajar saya pada 2018-2020. Kami akan minta Dikti juga universitas untuk memperbaiki masa mengajar itu.
(Situs Pangkalan Fakta Dikti berubah tampilan pada 4 Juli 2024 lalu telah dilakukan mencantumkan riwayat mengajar Dasco dari semester ganjil 2010 sampai semester genap 2024)

Bagaimana Anda punya waktu mengajar sekaligus berpolitik?
Saya mengajar sejak 2010 juga aktivitas kebijakan pemerintah saya belum terlalu padat. Aktivitas kebijakan pemerintah saya menjadi padat ketika berubah jadi Wakil Ketua DPR. Meski demikian, saya tak meninggalkan aktivitas mengajar dengan berinovasi melalui team teaching dan mengajar lewat daring.

Kejanggalan yang dimaksud kami temukan adalah prasyarat artikel Anda tak relevan dengan bidang ilmu hukum. Anda menulis ke jurnal psikologi. Apa penjelasan Anda?
Jurnal itu di data Scimago masuk rumpun ilmu sosial juga psikologi. Beberapa literatur menyebutkan ilmu hukum masuk kategori ilmu sosial sehingga jurnal itu masih layak digunakan.

Baca juga:  Guru Besar UI: Generasi Emas 2045 Apa Bisa Tercapai Kalau Kampus Tak Bergerak?

Kami memperoleh data bahwa dua artikel Anda dalam jurnal Ayer kemudian Linguistica Antverpiensia tak ditemukan pada web resminya. Bagaimana respons Anda?
Saya benar menulis artikel ke Ayer juga Linguistica. Saya mengirim tulisan ke kedua jurnal itu dengan keyakinan terindeks Scopus juga dibuktikan dengan korespondensi juga penilaian Dikti. Jurnal itu dinyatakan layak.

Penelusuran kami tak menemukan edisi jurnal yang memuat artikel Anda.
Artikel di dalam Linguistica merupakan artikel dengan akses tertutup. Jurnal itu dipakai oleh sejumlah penulis jika Indonesia. Tautan jurnal mengalami error di perjalanan waktunya. Sedangkan jurnal Ayer merupakan jurnal internasional bereputasi. Link jurnal yang error di luar kendali oleh sebab itu sistemnya diatur penerbit.

Dengan beberapa jumlah temuan kejanggalan itu, apakah Anda merasa gelar kejuaraan guru besar absah?
Dengan rute yang saya lalui, Kementerian Pendidikan menerbitkan surat tindakan guru besar saya. Padahal dengan jabatan saya, saya sanggup belaka mendapatkan peringkat guru besar kehormatan. Saya dengan susah payah melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Baca juga:  Melakukan Pertemuan Rizieq Shihab, Wakil Ketua Umum Gerindra Bantah Bahas pemilihan kepala daerah Ibukota

Laporan mengenai dugaan pelanggaran akademik ini dimuat secara rinci pada laporan Investigasi Tempo edisi 8-14 Juli yang digunakan sanggup Anda baca dalam sini:

Cara Dosen Universitas Lambung Mangkurat Merekayasa Syarat Guru Besar

Skandal Guru Besar: Memakai Jurnal Predator hingga Berkomplot dengan Asesor

Temuan Kementerian Pendidikan pada Perkara Mafia Gelar Profesor

Jurnal Predator Guru Besar dalam Pinggiran Birmingham

Artikel ini disadur dari Investigasi Guru Besar, Sufmi Dasco Ahmad: Saya Bisa Saja Mendapatkan Guru Besar Kehormatan