Ketua DPR Puan Maharani mengkritik pemerintah karena distribusi pupuk yang buruk kepada petani. Menurutnya, ini adalah masalah nasional.
Karena itu, dia mendesak pemerintah pusat atau daerah segera mencari solusi. Pernyataan tersebut disampaikan Puan kepada wartawan, usai kunjungan kerja terkait pemantauan ketersediaan pupuk dan mendengarkan aspirasi petani di gudang produksi PT Pupuk Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (3/3).
“Distribusi pupuk ternyata menjadi masalah yang dikeluhkan petani, tidak hanya di Sumsel (Sumut) tapi secara nasional di seluruh kabupaten kota,” ujarnya.
Dia memastikan akan segera menggelar rapat koordinasi dengan masing-masing panitia yang berkompeten untuk kemudian membawa keluhan petani ke pemerintah pusat dan selanjutnya diteruskan ke pemerintah daerah.
Pasalnya, berdasarkan kondisi gudang produksi PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), pupuk dipasok dalam jumlah yang cukup, terutama pupuk bersubsidi.
Sebagai informasi, sebagai produsen pupuk milik pemerintah, Pusri memastikan saat ini pada Februari 2023 stok pupuk urea bersubsidi di Sumsel sebanyak 7.637 ton atau 116% lebih dari ketentuan minimal yang ditetapkan pemerintah dan pupuk NPK sebanyak 7.270 ton. atau 216 persen di atas peraturan pemerintah.
Jadi untuk penyaluran pupuk urea nasional yang menjadi tanggung jawab Pusri, ada 121.922 ton atau 155 persen di atas ketentuan pemerintah dan pupuk NPK sebanyak 31.328 ton atau 295 persen di atas ketentuan.
“Setelah kembali ke Jakarta, saya akan sampaikan melalui komisi terkait, minta solusi ke kementerian, ini harus segera diperbaiki karena ini masalah (distribusi). Aman untuk menimbun bahan dan pupuk bagi petani,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, Puan juga mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk membahas nilai Harga Pembelian Pangan (HPP) gabah kering panen di tingkat petani. Mengingat penemuan di lapangan HPP senilai Rp 4.200 per kilo, belum memenuhi harapan petani.
“Ya, soal HPP, saya akan tanyakan lagi ke pemerintah. Semoga pemerintah bisa lebih memberikan manfaat bagi petani dan masyarakat,” imbuhnya.
Dalam kunjungan kerja Presiden DPR RI, salah seorang petani asal Kabupaten Banyuasin, Sumitro mengatakan, salah satu faktor yang mempengaruhi masalah pupuk adalah kualitas jalan dan minimnya trotoar.
Diakui Sumitro, sekitar 60 persen jalan menuju sawahnya di Kecamatan Banyuasin 1, Kabupaten Banyuasin, tidak layak huni atau berlumpur saat hujan sehingga menyulitkan kendaraan untuk melintas.
“Kelangsungan jalan juga menjadi kendala untuk komersialisasi hasil panen, jadi tolong teruskan, meskipun Banyuasin adalah lumbung pangan,” ujarnya.