Jakarta – Melemahnya yen menimbulkan sejumlah wisatawan dari berubah-ubah negara datang ke Jepang. Skor tukar yen yang tersebut rendah menyebabkan harga jual barang lalu jasa di Negeri Matahari Terbit jadi lebih banyak hemat bagi warga asing. Tapi, tak lama lagi itu akan berakhir lantaran Negeri Sakura menjajaki sistem tarif ganda. Dengan sistem tarif ganda ini, wisatawan asing akan dikenakan harga jual yang tersebut lebih banyak tinggi dibandingkan dengan warga lokal.
Pada Juni 2024, Nikkei Asia melaporkan sistem nilai tukar ganda itu telah diterapkan lapangan usaha restoran Jepun ke tempat-tempat wisata.
Ketua dan juga presiden Watami, jaringan restoran besar, mengatakan, pemukim Negeri Matahari Terbit tiada akan membeli daging sapi sirloin seharga 3.000 yen dianggap kemahalan, tetapi wisatawan asing ke Negeri Sakura memaparkan harganya terjangkau kemudian membelinya.
Harga dianggap tidak ada adil untuk warga lokal
Pada 23 Juli, Mainichi mengutip industri yang menyokong sistem harga jual ganda dikarenakan meningkatnya biaya tenaga kerja serta biaya lainnya. Seorang pemilik restoran menyatakan bahwa restoran yang dimaksud harus meninggal upah untuk mempekerjakan staf berbahasa Inggris lalu ada biaya di melatih dia untuk melayani pelanggan asing.
“Menurut saya, mengenakan biaya tambahan yang dimaksud disebabkan oleh wisatawan asing untuk penduduk lokal tidak ada adil,” kata pemilik restoran ketika ditanya tentang kenaikan nilai tukar menu keseluruhan ke restorannya.
Kastil Himeji, Website Warisan Global UNESCO, juga berada dalam memikirkan kemungkinan biaya terpisah untuk wisatawan asing. Saat ini, tarif tiket masih sama, satu tiket masuk untuk khalayak dewasa seharga 1.000 yen atau sekitar Rp106 ribu. Menurut NHK, Kastil Himeji dikunjungi 1,48 jt pengunjung pada tahun fiskal lalu, 30 persennya adalah pemukim asing.
Namun, Wali Perkotaan Himeji mengemukakan bahwa biaya perawatan dan juga pelestarian kastil itu tinggi, termasuk bahan, perbaikan, pengrajin khusus, juga permintaan untuk meningkatkan kekuatan ketahanannya terhadap gempa bumi.
“Bisa diterima apabila setidaknya ada sedikit perbedaan biaya antara anak-anak, pendatang tua, dan juga merek yang digunakan datang untuk bertamasya,” katanya.
Diskon penduduk lokal
Seorang pemilik restoran ke Tokyo menyampaikan bahwa alih-alih meninggal biaya untuk pemukim asing, restoran itu memberikan diskon untuk penduduk lokal. “Saya pikir orang-orang lebih tinggi mengerti tentang pemberian diskon terhadap pelanggan domestik, daripada meninggal tarif untuk turis asing. Sejauh ini, pelanggan kami memahami biaya ganda, juga bukan ada kesulitan besar,” kata dia, terhadap NHK
NHK juga melaporkan bahwa sebuah restoran pada Hiroshima telah dilakukan menetapkan Hari Jumat di malam hari sebagai “Hari Warga Prefektur”, ke mana semata-mata warga lokal serta pelanggan kekal yang diterima. Ini adalah berlangsung setelahnya peningkatan total pengunjung asing, yang mencapai tambahan dari 80 persen dari omzet, sehingga warga lokal kesulitan mendapatkan tempat duduk.
“Restoran kami awalnya tidaklah ditujukan untuk turis. Kami ingin menciptakan tempat yang digunakan juga dapat dinikmati oleh warga lokal. Saya tak berpikir pariwisata masuk akan bertahan selamanya,” kata pemilik restoran pada Hiroshima Jepang.
MOTHERSHIP | NHK
Artikel ini disadur dari Yen Terpuruk, Restoran dan Tempat Wisata di Jepang Bedakan Harga untuk Wisatawan Asing