Untuk Kekebalan, Ikan Juga di Vaksin Lho!

Ikan merupakan salah satu sumber protein yang sangat penting dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Permintaan pasar akan ikan cukup tinggi, baik untuk pasar lokal maupun pasar internasional. Tapi ada kendala dalam produksinya, salah satunya adalah serangan penyakit.

Umumnya pengobatan penyakit ikan menggunakan antibiotika, karena relatif mudah dan cepat reaksinya. Namun pemberian antibiotika tidak dapat secara terus menerus karena dapat menghasilkan bakteri yang resisten terhadap antibiotika, dan residunya bisa membahayakan manusia yang memakannya.

Sama seperti kita, upaya untuk mencegah ikan sakit dan menghindari kematian ikan dapat dilakukan dengan cara membekali kekebalan tubuh pada ikan tersebut. Kekebalan dapat distimulasi melalui pemberian vaksin.

Vaksinasi dilakukan dengan memasukan antigen ke dalam tubuh ikan, agar tubuh memiliki kekebalan yang tinggi dari serangan penyakit.

Antigen yang masuk ke dalam tubuh ikan diproses melalui kerjasama seluler antara sel makrofag dengan limfosit. Sel makrofag berlaku sebagai sel yang memberi sinyal adanya antigen kepada sel limfosit yang terdiri dari 2 jenis, yaitu limfosit-T dan limfosit-B. Limfosit-T sebagai sel pembantu (helper cell) yang menstimulasi sel limfosit-B untuk memproduksi antibodi yang spesifik sesuai dengan antigen yang memberikan rangsangan. Antibodi inilah yang akan membentuk kekebalan pada tubuh ikan dari serangan penyakit.

Baca juga:  Menyambut Geliat Pariwisata Pangandaran di Masa Pandemi

Vaksinasi pada ikan merupakan usaha untuk meningkatkan kekebalan, yang dilakukan dengan cara memasukkan bakteri patogen yang telah dimatikan atau dilemahkan virulensinya ke dalam ikan sehat. Vaksinasi tidak hanya dapat merangsang kekebalan spesifik tetapi juga dapat menghasilkan kekebalan non spesifik pada ikan, sehingga tingkat kekebalan dengan vaksinasi relatif lebih tinggi dari pada dengan pemberian immunostimulant.

Vaksin yang diberikan dapat berupa monovalent dan bivalent. Vaksin dalam bentuk monovalent hanya menggunakan satu jenis bakteri, sedangkan vaksin dalam bentuk bivalent menggunakan dua jenis bakteri. Vaksin bivalen biasanya dapat memberikan hasil yang optimal karena dapat mencegah penyakit yang disebabkan oleh dua jenis bakteri dan penggunaannya lebih efisien dalam satu aplikasi.

Teknik pemberian vaksin dapat dilakukan melalui:
– penyuntikan,
– perendaman, atau
– pencampuran dalam pakan
Teknik paling efektif untuk vaksinasi yaitu dengan penyuntikan secara intraperitonial, karena teknik tersebut aman dari kerusakan. Selain itu juga, vaksin yang diberikan dapat terserap seluruhnya di dalam tubuh sehingga pembentukan kekebalan tubuh berlangsung cepat.

Baca juga:  Strategi Pemasaran UMKM di Masa Pandemi Covid-19

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh pada ikan (Taukhid dan Hambali 2008), antara lain:

– Suhu
Suhu rendah merupakan faktor pembatas dalam proses metabolisme mahluk hidup, termasuk proses induksi kekebalan tubuh. Akan tetapi, suhu yang terlalu tinggi juga dapat menekan fungsi kekebalan tubuh (immunosupressive). Respon kekebalan tubuh ikan berlangsung lebih lambat pada suhu rendah.
-Kondisi Stress
Stress sangat berpengaruh terhadap kesehatan ikan. Ikan saat stress akan bereaksi dengan mensekresi hormon stres (corticosteroids) dalam jumlah yang cukup banyak dan hormon tersebut dapat menekan fungsi kekebalan tubuh.
– Polutan dan Logam Berat
Unsur-unsur yang dapat menyebabkan polusi (polutan) dan logam berat berpengaruh besar terhadap sistem kekebalan tubuh, dengan akibat yang sangat variatif tergantung pada kualitas dan kuantitas dari polutan dan logam berat tersebut. Pada konsentrasi tertentu unsur-unsur tersebut akan menjadi pemicu stres dan apabila terus meningkat dapat mengakibatkan kematian ikan.

Keseluruhan dari unsur polutan dan logam berat tersebut akan mempengaruhi efektivitas sistem kekebalan tubuh ikan. Logam berat yang cukup berbahaya bagi kehidupan ikan karena sifat toksisitasnya berturut-turut antara lain Hg, Cd, Cu, Zn, Ni,Pb, Cr, Al dan Co. Obat-obatan atau bahan kimia (antibiotik) juga dapat berperan sebagai unsur yang dapat menekan fungsi kekebalan tubuh.

Baca juga:  Pembangunan Pariwisata Pangandaran Harus Berorientasi Pengembangan Wilayah

-Keseimbangan Nutrisi
Nutrisi yang disuplai melalui pakan harus sesuai dengan kebutuhan optimal ikan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh. Nutrient mikro seperti Vitamin C dan E, serta unsur-unsur yang bisa memicu sistem imun atau immunostimulan seperti glukan dan lipopolisakarida telah terbukti sangat potensial sebagai unsur yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan apabila diberikan pada dosis yang tepat dan berkelanjutan.

Beberapa vaksin komersial yang sudah beredar luas di pasaran kebanyakan memiliki manfaat sebagai berikut:
– Mengurangi gejala klinis seperti kemerahan, pucat, gerakan tidak terarah dan lain-lain
– Mengurangi pelepasan virus
– Mengurangi kematian akibat infeksi penyakit

Referensi:
Taukhid dan Hambali. 2008. Sistem kekebalan (Imunitas) pada Ikan. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan. 26 hal.

http://fis-net.com/fis/techno/newtechno.asp?l=e&id=76459&ndb=1
United States Department of Agriculture. Vaccinology and Imunity of Aquatic Animals. https://www.ars.usda.gov/research/publications/publication/?seqNo115=238785

Penulis:

Yuniar Mulyani

Dosen Departemen Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran