Prabowo: Rakyat Tidak Suka Dengan Narasi Politik yang Saling Menghujat

Merah Putih. dengan – Jangkrik politik atau individu atau kelompok yang menyebarkan narasi dengan motif tertentu biasanya muncul sebelum atau sesudah perselisihan politik.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan masyarakat Indonesia tidak menyukai narasi politik yang saling menghujat dan menghancurkan.

Baca juga:

Pakar politik menafsirkan pola dukungan yang berbeda dari Jokowi ke Ganjar dan Prabowo

Hal itu disampaikan Prabowo menanggapi pertanyaan Najwa Shihab di acara MataNajwa tentang polarisasi yang dilakukan selama ini oleh para buzzer politik, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Jumat (30/6).

Awalnya, Najwa menanyakan mengapa masih ada narasi negatif berupa polarisasi cebong atau kampret, kadrun, padahal Prabowo sudah masuk kabinet Indonesia Jokowi-Ma’ruf Amin. Bahkan sebelum pemilu 2024, narasi itu masih hidup dan sehat.

“Anda masuk kabinet, Pak Prabowo masih ada polarisasi,” kata Najwa.

“Rasanya aku belum pernah mendengarnya. Aku tidak tahu. Milik siapa?” kata Prabowo

Peluit politik, jawab Najwa.

Menhan yang mencalonkan diri sebagai presiden dari Partai Gerindra itu sontak tertawa mendengar jawaban itu. Menurutnya, rekonsiliasi yang dilakukannya dengan para penentang pemilihan presiden sebelumnya bertujuan untuk bersatu demi pembangunan negara.

Baca juga:  Sebagian Besar Studio Besar Tidak akan Hadir di San Diego Comic-Con Tahun Ini

Prabowo menegaskan, konstelasi politik di Indonesia harus arif dan cerdas. Dia meminta berbagai pihak untuk berhenti menayangkan narasi politik yang menghujat orang lain.

“Kebijakan kita harus unik, harus khas. Kebijakan kita harus bijak, kebijakan cerdas, kebijakan sadar. Jangan ikut politik gaya orang lain, hujatan, celaan, yang menurut saya tidak produktif,” kata Prabowo.

Mantan Danjen Kopassus ini bercerita bahwa masyarakat tidak menyukai narasi yang mencemooh dan membatasi pilihan politik masing-masing individu.

“Orang tidak suka pemimpin yang saling mengejek dan membatasi,” kata Prabowo.

Prabowo menganut prinsip jangan pernah menganggap lawan politik sebagai musuh abadi, melainkan hanya pesaing selama kontes.

Ia menilai, bentukan negara yang luas dengan budaya yang beragam membutuhkan pemimpin yang kompak yang mampu bekerja sama untuk mencapai potensi yang diinginkan.

“Kita harus bersatu membangun negara ini. Itu keyakinan saya,” ujarnya. (Lb)

Baca juga:

Pasangan Prabowo-Erick Thohir bisa saling melengkapi



Source link