Merah Putih. dengan – SATRIA-1 berhasil diluncurkan ke luar angkasa pada pukul 18.21 waktu setempat dari Cape Canaveral Space Launch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat.
Setelah sukses diluncurkan, satelit yang akan menyediakan internet bagi masyarakat Indonesia di wilayah 3T itu akan mengorbit pada 146 Bujur Timur (BT).
Baca juga:
Pemerintah mengklaim bahwa Indonesia adalah pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN
Setelah berada di 146 derajat BT, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama Thales Alenia Space (TAS) akan melakukan uji in-orbit untuk memastikan perangkat Satelit SATRIA akan berfungsi normal setelah diluncurkan.
Tahap ini diperkirakan berlangsung selama tiga minggu. Langkah selanjutnya adalah PSN melakukan In-Orbit Acceptance Review (IOAR). Peninjauan IOAR akan dilakukan pada minggu pertama Desember 2023.
Kemampuan internet SATRIA-1 diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara bertahap mulai Januari 2024.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai peluncuran Satelit 1 Republik Indonesia (SATRIA-1) menjadi tonggak sejarah pemerataan pembangunan infrastruktur digital, khususnya di pusat-pusat pelayanan publik tanah air.
“Saat ini kita sedang menyaksikan kisah perjalanan negara menuju pemerataan pembangunan, khususnya infrastruktur digital di pusat-pusat pelayanan publik melalui peluncuran SATRIA-1,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut. Hary Budiarto.
Hary mengatakan konektivitas digital bagi negara kepulauan seperti Indonesia menjadi tantangan tersendiri.
Perolehan teknologi fiber optic untuk melayani bandwidth di daerah perbatasan, ultra periferal dan tertinggal (3T), serta tempat pelayanan publik, tidak selalu terlihat di negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki 17.000 pulau, terutama dari segi teknis, sudut pandang waktu dan biaya.
Kehadiran teknologi dapat menjadi solusi untuk mengikutsertakan masyarakat dalam digitalisasi, terutama untuk kepentingan pendidikan dan ekonomi digital.
Melalui SATRIA-1, layanan Internet di sektor layanan publik seperti pendidikan, fasilitas kesehatan, kantor pemerintahan daerah, serta TNI dan Polri akan tersedia secara luas.
Hary mengatakan, keberhasilan peluncuran SATRIA-1 bukanlah tujuan akhir dari perjuangan pemerataan infrastruktur digital Indonesia, sebaliknya, ini adalah langkah awal menuju tugas sulit lainnya hingga kapasitas satelit dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat. .
“Kami berharap kehadiran SATRIA-1 akan mempercepat inklusi ekonomi digital, literasi digital dan munculnya talenta-talenta digital khususnya yang tinggal di daerah 3T, karena salah satu sasaran utama penerima manfaat SATRIA-1 adalah institusi pendidikan”, ujar Harry .
Baca juga:
Kota Bandung Raih Penghargaan Indeks Literasi Ekonomi Digital Terbaik