MerahPutih.com – Masjid Darussalam, Desa Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo kembali membagikan 1.300 porsi Bubur Samin, Kamis (23/3). Penduduk setempat rela mengantri panjang untuk mendapatkan ghee, yang hanya tersedia selama bulan suci Ramadhan.
Berdasarkan pantauan MerahPutih.com, panitia Masjid Darussalam mulai memasak bubur tersebut sejak pagi hari sekitar pukul 10.30 WIB. Mereka mulai mengolah bahan-bahan seperti beras, daging, kacang-kacangan dan wortel.
Baca juga
Larangan Bukber hanya untuk pejabat negara, bukan rakyat
Bahannya diberi bumbu antara lain serai, jahe, jinten dan ghee. Bubur diaduk tanpa henti setelah siang hingga ashar. Ada tujuh juru masak yang bergantian mengaduk bubur di dalam panci besar.
Ratusan warga mulai berdatangan ke Masjid Darussalam dengan membawa piring, keranjang, dan mangkok pada pukul 14.30 WIB. Bubur Samin mulai dibagikan pada pukul 15.35 WIB usai pengajian.
“Kami akan membagikan 1.300 porsi bubur secara cuma-cuma setiap hari selama sebulan penuh Ramadhan 1444 H”, kata Ketua Masjid Darussalam, Takmir M. Rosyidi Muchdor, Kamis (23/3).
Dia memastikan semua bumbu didatangkan dari Banjar, Kalimantan. Masyarakat umum yang ingin makan bubur samin, silahkan datang dengan membawa wadah.
“Siapa saja yang mau boleh ambil, muslim, non muslim, orang yang tidak puasa juga boleh ambil,” ujarnya.
Baca juga
Ahmad Sahroni Bingung Jokowi dengan Melarang Petugas BKBER
Dikatakannya, tradisi berbuka puasa dengan menu bubur samin di Jayengan, Serengan, Solo ini berawal dari kebiasaan para pendatang dari kota Banjar di provinsi Kalimantan Selatan pada awal abad ke-20.
Saat itu, para pendatang Banjar mencoba peruntungan dengan menjual batu permata Martapura di Kota Bengawan, Solo.
Seiring berjalannya waktu, jumlah pendatang semakin banyak dan menetap di Solo serta membangun masjid.
“Saat berbuka puasa, orang Banjar memasak bubur samin di luar negeri. Bubur ini sangat digandrungi masyarakat Solo, sehingga muncul tradisi membagikan bubur samin setiap Ramadan yang bertahan hingga saat ini,” ujarnya.
Seorang warga Fatimah (60) mengaku tak pernah lalai mengantri membeli ghee di Masjid Darussalam. Bubur samin ini menjadi sajian wajib saat bulan ramadhan di rumah bersama keluarga.
“Bubur samin ini rasanya beda dengan bubur pada umumnya. Banyak bahan yang terbuat dari rempah-rempah. Kalau dimakan jadi hangat di badan.” (Ismail/Jawa Tengah)
Baca juga
Jokowi secara tidak adil melarang pejabat berbuka puasa bersama