Sehat  

Rambut Rontok Akibat COVID-19?

Beberapa teman mengobrol di grup WhatsApp tentang kerontokan rambut setelah sembuh dari COVID-19. Saya sendiri yang sudah mengalami banyak kerontokan rambut sebelum tertular COVID-19, tidak bisa merasakan efeknya. Saya penasaran, apakah benar COVID-19 menyebabkan kerontokan rambut yang tidak normal?

Ternyata setelah saya pelajari di Internet, banyak penyintas COVID-19 yang mengeluhkan hal ini. Sayangnya, belum ada penelitian khusus tentang efek COVID-19 terhadap kondisi rambut. Begitu juga dengan daftar gejala COVID-19 yang dikeluarkan lembaga resmi, tidak ada satupun yang mencantumkan kerontokan rambut sebagai salah satu gejalanya.

Mengapa?

Mungkin karena kerontokan rambut dianggap masalah kecil dan tidak berbahaya.

Memadai! Beginilah biasanya tubuh bereaksi ketika tubuh menghadapi kondisi yang sulit. Entah karena alasan fisik atau psikologis. Penyebab fisik seperti kanker atau penyakit akibat infeksi. Alasan psikologis seperti stres berat. Seseorang yang terpapar COVID-19 dapat mengalami keduanya sekaligus. Sakit dan stres.

Pengumuman. Gesek ke bawah untuk melanjutkan

Saat tubuh lebih fokus menangani masalah yang lebih serius, ia melepaskan hal-hal yang kurang penting untuk dilakukan. Salah satunya adalah pertumbuhan rambut. Rambut rontok dalam hal ini dikenal sebagai telogen effluvium (TE).

Baca juga:  Atasi Ketombe di Rumah dengan Inovasi Baru Perawatan Rambut

Biasanya, rambut rontok per hari tidak lebih dari 100 helai. Saat kondisi TE terjadi, jumlah rambut yang rontok bisa mencapai 300 helai. Kondisi ini bisa terjadi sebulan atau dua bulan setelah tubuh mengalami kondisi yang parah, kemudian akan berlangsung selama beberapa bulan, bahkan lebih dari enam bulan. Untungnya, kondisi ini tidak permanen. Rambut biasanya tumbuh kembali secara normal.

Telogen sendiri merupakan nama fase dari siklus rambut. Secara keseluruhan, ada tiga fase, yaitu:

1. Anagen

Pada tahap ini rambut tumbuh. Setiap rambut tumbuh selama bertahun-tahun.

2. Katagen

Fase ini merupakan fase transisi. Selama beberapa minggu pada tahap ini, pertumbuhan rambut melambat dan akar rambut menyusut.

3. Telogen

Fase ini disebut juga fase istirahat. Fase ini berlangsung beberapa bulan. Pertumbuhan rambut benar-benar berhenti, dan akhirnya rambut akan rontok dari akarnya. Rambut baru akan tumbuh dan mendorong rambut lama keluar dari akarnya.

Saat TE terjadi, terjadi pergeseran fokus siklus rambut dari fase anagen ke fase telogen. Ada penundaan dalam fase anagen. Ini berarti lebih sedikit rambut baru yang tumbuh. Namun, rambut pada fase telogen justru tumbuh. Biasanya 5-10% rambut berada dalam fase telogen. Dalam kondisi TE nilainya dapat meningkat hingga 30%. Akibatnya, terjadi kerontokan rambut yang parah.

Baca juga:  Belasan Perjalanan Kereta Api Terdampak Akibat Adanya Jakarta Half Marathon

Padahal, rambut rontok tidak membahayakan hidup kita. Tapi itu kemungkinan besar akan merusak kepercayaan diri kita. Hal terpenting saat mencobanya adalah jangan sampai menambah stres pada tubuh kita. Jangan panik, tenang. Yakinlah bahwa rambut akan tumbuh kembali. Setelah itu kita akan mencoba langkah selanjutnya yaitu makan makanan yang cukup bergizi, menggunakan produk perawatan rambut khusus untuk mengatasi kerontokan rambut atau konsultasi ke dokter spesialis kulit. Selain menyediakan sampo dan tonikum khusus, kemungkinan dokter juga akan meresepkan minuman suplemen untuk membantu pemulihan kondisi TE.