Pemkab Pangandaran Swab Antigen Acak Siswa, Pantau Pelaksanaan PTM

Pangandaran – Pemerintah Kabupaten Pangandaran melakukan pemeriksaan test swab antigen secara acak terhadap anak sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pangandaran Agus Nurdin mengatakan pemeriksaan swab antigen terhadap pelajar tersebut dilakukan karena sudah beberapa pekan sekolah di Pangandaran menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya antisipasi terjadinya klaster penularan di sekolah.

“Itu sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memastikan PTM berjalan dengan aman. Walaupun pemeriksaan acak kita ingin menutup celah agar tak sampai kecolongan,” kata Agus, Kamis (26/8/2021).

Agus mengatakan untuk tahap pertama pengambilan sampel atau testing swab antigen akan dilakukan terhadap siswa SMP. “Hari ini diambil 10 orang dari setiap SMP yang ada di Pangandaran,” kata Agus.

Berikutnya pemeriksaan juga akan menyasar siswa sekolah dasar. Setiap kelas akan diambil beberapa orang untuk menjalani pemeriksaan. Dengan demikian bisa dipetakan kondisi atau potensi terjadinya penularan di sekolah.

“Di Pangandaran itu ada sekitar 280 sekolah dasar, dilakukan secara acak dan bergiliran. Jadi setiap hari bisa ada 200-an siswa yang menjalani pemeriksaan,” kata Agus.

Baca juga:  Pengadilan Tinggi Bandung Putuskan Sodikin Menang di Kasus Cafe Mungil

Agus mengakui penolakan untuk menjalani pemeriksaan bisa dipastikan akan muncul. Tapi pihaknya akan mendahului dengan sosialisasi bahwa pemeriksaan ini penting demi kesehatan dan keselamatan siswa dan keberlangsungan pembelajaran tatap muka.

“Kalau nanti ternyata ada yang positif antigen, lalu kita PCR positif juga. Tentu kami mengambil langkah penanganan, termasuk menutup sementara sekolah,” kata Agus.

Sebelumnya Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan dari total 6 indikator leveling kasus COVID-19, sebanyak 5 indikator sudah bagus. Misalnya BOR RSU yang sudah di bawah 20 persen, tingkat kematian rendah, rasio kasus aktif rendah, penanganan rawat inap dan lainnya.

“Pangandaran itu yang masih rendah adalah tracing dan testing, itu yang masih menjadi masalah. Kemarin sudah kita bahas dan perbaiki, sehingga target kita minggu depan bisa turun ke level 2,” papar Jeje.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan testing terhadap anak sekolah. Jeje menargetkan setiap hari harus ada 200 an siswa yang diperiksa melalui test swab antigen.

“Anak-anak kan mulai sekolah tatap muka, sehingga perlu diperiksa. Saya sudah arahkan agar para Kepala Sekolah membawa anak didiknya untuk ditesting. Sehari minimal 200 orang diperiksa,” kata Jeje.***