PANGANDARAN – Abrasi di Pantai Batukaras di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran semakin parah. Hantaman ombak terus mengikis tempat parkir perahu nelayan hingga nyaris terseret ke tengah laut.
Seperti yang terjadi dua pekan lalu, banjir rob dan tingginya gelombang laut membuat kalang kabut nelayan Batukaras. Badan jalan yang merupakan akses menuju ke objek wisata pantai pun dijadikan tempat untuk menyelamatkan perahu mereka, hingga viral di media sosial.
Ketua Rukun Nelayan (RN) Batukaras Ujang Warman mengatakan, kondisi pantai Batukaras sudah memprihatinkan. Pasalnya kata Ujang, dampak dari terjangan ombak mengakibatkan abrasi, terutama di lokasi tempat parkir perahu nelayan.
“Kami bingung mau parkir perahu di mana, sementara tempat pendaratan sekarang ini sudah semakin habis terkena abrasi. Terpaksa kami simpan di trotoar jalan, apalagi dalam dalam waktu dekat ini cuaca ekstrem akan terjadi kembali di wilayah perairan selatan, termasuk Pantai Batukaras akan terkena imbasnya,” ujar Ujang.
Sementara kata Ujang, dermaga pelabuhan di dekat lokasi TPI belum selesai, sehingga nelayan kebingungan hendak menyimpan perahu di mana. Kata Ujang, ada sekira 1.000 lebih perahu yang parkir di Pantai Batukaras, termasuk nelayan yang berasal dari Muara Gatah Cimerak.
“Banyak nelayan dari Muara Gatah memilih sandar di Batukaras, karena disana mereka tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem,” ujarnya.
Maka dirinya berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan dan mencarikan solusi keberlangsungan para nelayan, khususnya di Batukaras, sementara di lokasi muara tidak memungkinkan karena padatnya perahu.
“Sudah lama kami usulkan ke pemerintah, tapi belum direalisasikan. Jangan hanya pariwisata saja yang dibangun, nelayan yang merupakan bagian besar dari masyarakat di Batukaras tidak diperhatikan,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran Asep Nurdin pun angkat bicara. Ia meminta kepada pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy untuk segera mengatasi abrasi yang terjadi di pesisir Pantai Batukaras dan tanggul muara Bojongsalawe yang merupakan jalur keluar masuk perahu nelayan yang juga terkena imbas hantaman ombak saat pancaroba.
Asep mengatakan, Pantai Batukaras merupakan tempat destinasi wisata favorit setelah Pantai Pangandaran bagi wisatawan yang perlu dijaga. Maka ia meminta kepada Pemerintah Daerah untuk segera mengusulkan ke pihak BBWS Citanduy untuk membangun tanggul pengaman pantai di lokasi tempat parkir perahu nelayan di Pantai Batukaras.
“Pantai itu sudah terkikis terkena abrasi. Sekarang tinggal 2 sampai 3 meter jarak antara air laut dengan akses jalan, sehingga tidak ada lagi untuk tempat parkir perahu,” ujar Asep.
Asep juga memberikan solusi, perahu nelayan yang di parkir di Pantai Batukaras untuk direlokasi ke muara Sanghiangkalang yang lokasinya tidak jauh dari tempat pelelangan ikan atau TPI.
“Maka dengan merelokasi perahu, area destinasi wisata pantai akan semakin luas dan bisa menambah tingkat kunjungan ke Batukaras,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Asep juga menyoroti pembangunan pengaman pantai di Pantai Karang Tirta Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih yang saat ini sedang dikerjakan oleh BBWS Citanduy dengan melakukan sodetan untuk membuat muara baru.
“Saya mengapresiasi usulan dari warga yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Pesisir untuk tidak membuat muara baru dan tetap menggunakan muara yang lama untuk menjaga kelestarian lingkungan di Pantai Karang Tirta,” kata Asep.
Apalagi, kata dia, pengembangan Pantai Karang Tirta masuk dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (Riparda) Kabupaten Pangandaran. Merupakan dokumen perencanaan pembangunan pariwisata di tingkat daerah yang berisi rumusan pokok-pokok perencanaan, kebijakan, strategi, dan program yang berkaitan dengan pariwisata.
“Disitu (Pantai Karang Tirta) ada sebuah lagoon yang indah, maka kami meminta kepada pihak BBWS untuk melakukan pengerukan sehingga destinasi wisata yang sudah lama vakum ini bisa menggeliat kembali,” ujarnya.***