Kades Ponggok Sukses Bangun Desa, Bupati Jeje : Kuncinya Ada Pada Komitmen Pemimpin

SEPUTARPANGANDARAN.COM – Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengaku takjub atas keberhasilan Pemerintah Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten Jawa Tengah dalam meningkatkan kesejahteraan warganya.

Hal tersebut disampaikan Bupati Jeje usai melakukan kunjungan kerjanya bersama beberapa dinas terkait dan DPRD di hari terakhir, ke Desa Ponggok yang disambut oleh Kepala Desanya Junaedi Mulyono, Sabtu (28/3/2021).

“Kalau melihat dari potensi dan APBDes nya saya kira tidak luar biasa. Biasa-biasa saja,” kata Jeje.

Tetapi menurut Jeje, komitmen kepala desanya membangun desa, untuk mensejahterakan masyarakat desa itu sangat terasa dan luar biasa.

“Mereka punya beasiswa Rp500 ribu untuk satu mahasiswa satu rumah, lalu BPJS desa dan lain sebagainya. Kepala Desa nya juga memiliki inovasi yang luar biasa dalam membangun obyek wisata,” ujarnya.

Sehingga kata Jeje, keberhasilan dalam memimpin Desa Ponggok menjadi satu contoh. Karena menurut Jeje, kemajuan suatu daerah tergantung pada pemimpinnya.

“Saya lihat potensinya biasa saja. Ada sawah atau pertanian. Tapi dia punya sumber air. Bagaimana sumber daya air itu bisa hidup. Dapat uang, punya Bumdes, bekerja dengan baik sehingga uang yang dikumpulkan untuk membangun potensi tersebut, sehingga sangat luar biasa,” ucapnya.

Suatu saat, dirinya berniat untuk membawa para kepala desa yang ada di Kabupaten Pangandaran untuk belajar bagaimana Pemerintah Desa Ponggok komitmen membangun desa.

Pasalnya menurut Jeje, kalau melihat dari segi potensi di Desa Ponggok masih kalah jauh dengan potensi yang ada di Kabupaten Pangandaran.

Baca juga:  Waspada, OJK Tetapkan 51 Fintech Pinjaman Online Ilegal, Ini Daftarnya!

“Saya melihat secara riil kondisi potensi di Desa Ponggok, tetapi keberhasilannya yang sangat luar biasa dalam membangun desa,” pungkasnya.

Sementara Kepala Desa Ponggok Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten Jawa Tengah Junaedi Mulyono mengatakan, memang Desa Ponggok ini menjadi desa percontohan bagi desa-desa di Indonesia kaitan dengan pengelolaan desa maupun Bumdes.

“Kami menekankan komitmen. Jadi dalam membangun desa itu harus punya komitmen terhadap visi misi kepala desa dan Bumdes,” kata Junaedi.

Lanjut dia, bagaimana visi misi kepala desa dalam sebuah rencana dalam RPJM desa. “Nah kita komitmen itu aja. Kan dalam undang-undang sudah diatur,” ujarnya.

Junaidi mengaku, untuk membangun desa hingga saat ini, membutuhkan waktu sekitar 3 hingga 4 tahun.

“Bagaimana potensi ini bisa dioptimalkan sesuai rencana pembangunan desa yang dititik beratkan ke sektor pariwisata dan UMKM,” pungkasnya.

Dalam kunjungan kerjanya, selain ke Kantor Desa Ponggok, Bupati Pangandaran bersama rombongan juga singgah ke obyek wisata air Umbul Ponggok wisata.

Sukses Kembangkan Desa Berkat Inovasi

Kepala Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten menjadi sorotan lantaran sukses mengembangkan desa yang dipimpinnya sebagai salah satu wilayah yang sukses berkat inovasi.

Kesuksesannya membangun Desa Ponggok menjadi salah satu spot wisata yang mendatangkan keuntungan yang besar.

Seperti apa kesuksesan yang ditorehan oleh Junaedi?

Baca juga:  Penerapan Denda Masker di Pangandaran Masih Tunggu Juklak Juknis

Sebelum sukses, Desa Ponggok yang terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini dulunya masuk dalam daftar desa termiskin se-Provinsi Jawa Tengah.

Rendahnya tingkat pendidikan dan tingginya angka pengangguran, membuat desa Ponggok tertinggal dari desa-desa yang ada di wilayah tersebut.

Namun, gambaran lama itu sirna seiring dengan semakin berkembangnya wilayah yang berlimpah air tersebut.

Berkat inovasi dan kreativitas yang dilakukan oleh Kades Junaidi Mulyono, Desa Ponggok kini menjadi tujuan wisata air yang diminati oleh wisatawan.

Sejak 2009, Pemerintah Desa Ponggok perlahan mendirikan BUMDes Tirta Mandiri yang berfokus mengolah dan mengelola umbul atau sumber air alami itu menjadi obyek wisata selam air dangkal (snorkeling).

Sukses pacu pendapatan desa hingga mencapai angka miliaran

Melalui sebaran media sosial berupa gambar dan video, daya tarik Desa Ponggok dengan wisata airnya menjadi magnet bagi para wisatawan dari berbagai daerah.

Hal ini pun berimbas pada meningkatnya pendapatan desa Ponggok. Dari yang sebelumnya hanya berkisar ratusan juta, menjadi milyaran rupiah.

Peningkatan pendapatan Ponggok dalam kurun tiga tahun melesat hingga 50 kali lipat (dari Rp 211 juta pada 2013 menjadi Rp 10,3 miliar pada 2016).

Tentu saja, ini merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Dari sebuah desa miskin, menjelma menjadi sebuah lokasi yang menarik magnet wisatawan luar daerah untuk berkunjung.

Kiat-kiat Kades Junaedi Membangun Ponggok Jadi Desa Makmur

Melihat keberhasilan Desa Ponggok, tentu akan sangat menarik jika melihat inovasi apa yang dikembangkan oleh kades Junaedi.

Baca juga:  Kapal Navigasi Prajapati Disnav Cilacap Lakukan Uji Sandar di Pelabuhan Pangandaran

Ada empat hal yang ia terapkan, yakni tata ruang perencanaan yang matang, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Sumber Daya Manusia (SDM), dan ilmu teknologi.

Kesemua hal itulah yang diterapkan Junaedi pada Desa Ponggok hingga sukses seperti saat ini. Jika dirincikan, keempat strategi tersebut berjalan beriringan dan saling dukung satu sama lain.

Untuk tata ruang, hal tersebut akan melahirkan visi misi yang baik dan terstruktur jika dikelola dengan matang. Kedua ada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), di mana hal ini berguna untuk mengelola sektor keuangan yang mampu meningkatkan perekonomian warga di sektor pertanian, peternakan, perikanan dan UKM.

Hal ini kemudian ditunjang oleh strategi ketiga yakni SDM yang handal, di mana tenaga yang ada diberdayakan dan diberi pelatihan. Terakhir, semua diikat dengan teknologi canggih yang memudahkan kinerja sekaligus mendorong percepatan pembangunan desa.

Apa yang telah dilakukan oleh kades Junaedi di atas merupakan sebuah prestasi yang patut mendapat apresiasi. Tak hanya sukses memakmurkan masyarakat di dalamnya, inovasi yang ada juga memberikan nilai lebih pada desa yang kini menjadi sebuah destinasi wisata yang banyak menyedot minat masyarakat.

Seandainya seluruh Kepala Desa di Indonesia sekreatif ini, tentu negara ini bakal semakin berkembang.***