INFO NASIONAL – RATUSAN pendatang memadati Gedung Youth Center Bagindo Aziz Chan di Perkotaan Padang, Sumatera Barat, Selasa, 6 Agustus 2024. Mereka menenteng lampu atau lampion pada bervariasi bentuk yang tersebut disebut telong-telong. Waktu senja itu, merek berpawai menuju Balai Perkotaan Lama untuk mengikuti Festival Siti Nurbaya.
Pawai telong-telong berubah menjadi penutup rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke 355 Daerah Perkotaan Padang. Peringatan itu mempunyai arti penting pada sejarah perjuangan rakyat bertarung dengan penjajah. Kegiatan ini dijalankan setiap 6 Agustus di malam hari untuk memperingati keberhasilan komunitas Daerah Perkotaan Padang menduduki loji Belanda di dalam Muaro Padang pada 1669.
Pawai yang mana rutin diselenggarakan pemerintahan Pusat Kota Padang mendekati perayaan Hari Ulang Tahun Pusat Kota Padang pada 7 Agustus ini beriringan dengan menyambut Hari Kemerdekaan Nusantara 17 Agustus 1945. “Kami bersyukur Indonesia sudah ada 79 tahun bebas dari penjajahan,” kata Penjabat Wali Daerah Perkotaan Padang Andree Algamar.
Membangun komunitas Padang lalu Indonesi merupakan cita-cita bersama. “Saat ini, kami sudah ada sanggup merasakan kemerdekaan. Kami dapat berpendapat, memberi masukan, mengurus keuangan sendiri, kemudian mengatur area sendiri,” kata Andree.
Dia mengapresiasi kinerja pemerintah di mengisi kemerdekaan. Indonesi sedang bertumbuh pada jalan yang mana benar untuk berubah jadi raksasa perekonomian dunia.
Oleh oleh sebab itu itu, Andree berharap masyarakat dapat memupuk rasa kebersamaan, menyibukkan diri melakukan hal-hal baik, juga bukan banyak berdebat lalu saling menyalahkan. Dia mengajukan permohonan masyarakat memberikan baktinya terhadap negara. “Jangan tanya apa yang negara berikan untuk kami, tetapi tanyakan apa yang dimaksud sudah pernah kami berikan terhadap negara,” ujarnya.
Dia mengutip pernyataan Bung Hatta yang digunakan menyatakan Indonesi bukan akan bercahaya lantaran obor besar pada Jakarta, tetapi dikarenakan lilin-lilin di dalam desa. “Padang sebagai area kota ingin menghidupkan lilin kecil, memelihara semangat konstruksi lalu kesatuan Republik Indonesia,” kata Andree.
Pembangunan yang tersebut dijalankan otoritas Pusat Kota Padang dimulai dengan perhatikan terhadap generasi muda. Bonus demografi dapat mewujudkan cita-cita Indonesi Emas 2045. “Kami menyiapkan
Menyiapkan generasi yang mana bermartabat, punya literasi yang tersebut cukup,” ujarnya.
Dia berharap generasi muda adalah generasi yang tersebut mencintai Tanah Air, menguasai keterampilan hidup serta memiliki fisik yang dimaksud sehat. “Karena segar merupakan modal utama pada pembangunan,” kata Andree.
Pemerintah Perkotaan Padang, Andree menuturkan sangat peduli dengan keberlangsungan generasi. Sejak dini, pemerintah memperhatikan aspek kesejahteraan agar meningkat generasi yang mana cerdas kemudian berdaya saing.
Anak-anak diberikan makanan tambahan lalu imunisasi yang tersebut lengkap. Perkembangan kesegaran anak setiap saat dipantau agar menjadi generasi yang digunakan sehat.
Di bidang pendidikan, pemerintah kota menyiapkan muatan lokal seperti materi mengenai keminangkabauan. Menurut Andree, meskipun ketika ini zaman telah progresif lalu berbagai informasi yang dimaksud didapat, namun jati diri bangsa dan juga jati diri sebagai warga Minang harus terus dipelihara.
Dia mengutarakan muatan lokal diajarkan sejak jenjang SD kemudian SMP. Para siswa diberikan peljaran tentang adat istiadat, tata cara makan kemudian tata cara pergaulan ke Minang. “Adat Minang itu awet melalui pelaksanaan muatan lokal di sekolah-sekolah, seperti tarian, rendang, maupun pantun,” ujar Andree.(*)
Artikel ini disadur dari Lilin Kecil Kota Padang untuk Indonesia