Mengerikan, BNN Amankan 130 Kilogram Sabu dari 3 Wilayah

Mengerikan Badan Narkotika Nasional (BNN) menghentikan 130,97 kilogram sabu atau sabu dari tiga lokasi berbeda di Indonesia.

Informasi itu disampaikan Kepala BNN Komjen Pol Petrus Reinhard Golose dalam jumpa pers di Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat, yang mengakhiri Operasi Interdiksi Maritim Terpadu 2023, Selasa (6/6).

“Operasi Maritim Interdiksi Terpadu 2023 berhasil mengungkap peredaran gelap narkotika dalam jaringan internasional dengan barang bukti 130,97 kilogram sabu atau sabu,” kata Golose.

Dia menyebutkan, dari tiga lokasi tersebut, BNN menangkap 11 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Kesebelas orang itu hendak menyelundupkan narkoba ke Indonesia melalui Selat Malaka, Sumatera Utara dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.

“Sebelas tersangka yang hendak memasukkan narkotika tersebut ke wilayah Indonesia melalui jalur perairan Selat Malaka, Sumatera Utara dan Pelabuhan Tanjung Perak”, jelasnya dikutip Antara.

Sebelumnya, BNN RI melakukan operasi penertiban laut terpadu pada tahun 2023 dengan kode operasi Purnama (Bersama-sama Memerangi Peredaran Narkoba).

Kegiatan operasi larangan laut ini dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Narkotika Nasional, Petrus Reinhard Golose, di Pelabuhan Pelindo Sorong, barat daya Papua, Selasa (23/5).

Baca juga:  Flamin' Hot Review: Dari Janitor Menjadi Inovator

Golose menjelaskan operasi maritim ini melibatkan tim gabungan dari Korpolairud Polri, Ditjen Bea dan Pajak, Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan dan Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP.

“Pelaksanaan operasi maritim akan berlangsung mulai 23 Mei 2023 hingga 6 Juni 2023 dengan lokasi kegiatan di Selat Malaka dan Selat Makassar,” ujarnya.

Ia mengatakan, wilayah patroli yang dinilai berpotensi rawan jalur peredaran narkoba yang menjadi target operasi terpadu pada 2023 antara lain Aceh, Sumut, Riau dan Kepulauan Riau, Laut Sulawesi, Laut Arafuru, dan Kepulauan Seribu.

“Operasi ini tidak lebih dari upaya mempersempit peredaran narkoba di daerah-daerah potensial,” ujarnya.

Selain itu, kata Golose, operasi ini juga bersifat preventif dan represif untuk mencegah masuknya atau peredaran narkotika di wilayah Indonesia.

“Kami berupaya menangkap target penyelundup atau pengedar narkoba yang ditemukan dalam pelaksanaan operasi penertiban laut terpadu ini,” ujarnya.

Menurut dia, sindikat narkotika terus berupaya memasukkan narkotika ke Indonesia melalui jalur laut, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Baca juga:  Penjualan PS5 melonjak 200% dari tahun ke tahun di seluruh Eropa bulan lalu

“BNN bersama Ditjen Bea dan Cukai berhasil menghentikan peredaran narkoba yang dibawa WNA asal Iran ke perairan Merak Banten dengan barang bukti sabu seberat 319 kilogram,” ujarnya.

Lebih lanjut Golose menjelaskan, hal ini juga terlihat dari angka prevalensi penyalahgunaan narkoba pada tahun 2021 sekitar 1,95 persen atau setara dengan 3.600 orang berusia 15 hingga 64 tahun.

“Panjang garis pantai dan lebar laut serta letak geografis yang sangat strategis dimanfaatkan oleh jaringan sindikat kejahatan narkotika internasional dan nasional untuk menyelundupkan, mengimpor dan mengedarkan narkotika di wilayah Indonesia,” ujarnya.

Di sisi lain, kata Golose, Indonesia selama ini menjadi tempat favorit peredaran narkoba dari luar negeri karena jumlah penduduknya yang sangat besar.

“Sehingga Indonesia berpotensi menjadi pecandu narkotika menyebabkan sindikat narkotika terus berupaya mengimpor narkotika ke Indonesia, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Golose, operasi laut terpadu ini sangat penting dilakukan setiap tahun dan ia berharap operasi ini berjalan dengan baik dan membawa manfaat untuk melindungi dan menyelamatkan masyarakat dan generasi bangsa dari penyalahgunaan narkoba.

Baca juga:  Blizzard telah mundur dari salah satu dari banyak perubahan Diablo 4 patch 1.1 yang tidak disukai

Armada kapal patroli yang dikerahkan dalam operasi maritim tersebut terdiri dari lima kapal milik Dirjen Bea dan Pajak, tiga kapal Ditpolairud, tiga kapal KKP dan dua kapal KPLP.

Sedangkan personel yang terlibat dalam operasi tersebut terdiri dari 43 pegawai BNN RI, 97 pegawai Dirjen Bea dan Cukai, 70 pegawai Ditpolairud, 36 pegawai KKP dan 26 pegawai KPLP.