Lana Del Rey: Did you know that there’s a tunnel under Ocean Blvd Album Review

Lana Del Rey baru-baru ini merilis album kesembilannya, sekaligus album dengan durasi tracklist terpanjangnya sejauh ini. “Did you know that there’s a tunnel under Ocean Blvd” (selanjutnya disebut Ocean Blvd) menjadi album dengan total durasi 77 menit. Cukup menantang untuk pendengar, sekaligus Del Rey sendiri yang jelas sedang bereksperimen dan menunjukan sisi idealisnya dalam merekam album ini.

Del Rey mengusung aransemen musik minimalis, meninggalkan drum dan menggantinya dengan alunan piano lembut, gitar akustik, dan melod vokal mengalir serta fade out.

‘Ocean Blvd’ menjadi medium menjaga hubungan jauh dengan pendengar setianya, terdengar lebih personal dari rekaman-rekaman sebelumnya. Meskipun konsep yang digunakan luar dari rutinitas Lana Del Rey dengan nama besarnya, ada rasa keterpisahan dan kekecewaan yang membuat rekaman ini mewakili generasinya.

The Gist:

‘Ocean Blvd’ merupakan album yang menggali tema dan gagasan mendalam dari Lana Del Rey. Lirik-liriknya mengeksplorasi topik filosofis seperti keberadaan Tuhan, kehidupan setelah mati, ketika jiwa meninggalkan tubuh, kompromi dalam pernikahan dan menjadi ibu, takdir, ikatan keluarga, serta kemajuan ilmiah terkini menuju kehidupan abadi. Seperti pada track ‘Fingertips’ ia menyairkan renungan akan keabadian.

Baca juga:  Flamin' Hot Review: Dari Janitor Menjadi Inovator

Pada satu titik dalam album ini, Del Rey menyanyi dengan suara lembut hampir seperti anak kecil, meminta pertanda dari Tuhan akan keberadaannya. Salah satu seniman yang sempat memperlihatkan sisi nihilis, kini memulai perjalanan tulus untuk merenung kembali, mencari jawaban, dan mengirimkan pertanyaan sesungguhnya ke pada ketidakpastian.

‘Ocean Blvd’ adalah album paling berani dan penuh tantangan dari Lana Del Rey sejak “Norman fucking Rockwell”, meski dengan kelemahan dan kelebihan yang lebih jelas. Karena dalam album ini kecantikan yang merupakan polesan atau kemasan dalam musik Del Rey untuk kali ini sedikit memudar seiring memasuki perjalanan masuk dalam terowongan, sesuai dengan judul album ini.

Setelah menggabungkan tema renungan dan berbagai topik filosif yang terkadung dalam album ini, semakin jelas bahwa yang dimaksud dengan terowongan adalah perjalanan lamunan mendalam yang personal, misterius, dan mistis di suatu terowongan rahasia.

Sound Vibes:

‘Ocean Blvd’ menjadi album Lana Del Rey yang paling tenang dan misterius, terutama semenjak “Honeymoon” pada 2015 yang juga dikenal sebagai album dengan lagu-lagu tempo lambat dan suasana yang penuh pemberontakan. Banyak lagu dalam album terbaru ini tidak memiliki paduan suara atau nada-nada yang catchy sebagai hook. Sebaliknya, terasa seperti hasil rekaman Del Rey berdiri di depan mikrofon sembari mengikuti aliran musik dengan spontan. Cukup sulit memperhatikan perubahan ke track baru jika mendengarkan album ini sambil melakukan aktivitas lain.

Baca juga:  Transformers: Rise of the Beasts Review – Upaya Mengekspansi Franchise

Album ini selain berani juga membawa suasan yang berat, dimulai dengan interlude selama empat menit dengan khotbah dari pendeta Judah Smith yang direkam oleh Del Rey dengan ponselnya. Sepanjang album, Del Rey kemudian mengungkapkan keinginannya untuk melarikan diri dari perasaan yang tidak ia pahami, serta menyanyikan tentang dirinya dari sudut pandang yang kritis.

Best Tracks:

Cukup sulit memilih track terbaik secara objektif dari ‘Ocean Blvd’ Lana Del Rey. Selain semua track sekilas terdengar sama, tanpa hook, memang tidak dimaksudkan sebagai rekaman dengan tembang catchy. ‘The Grants’ mungkin sedikit membingungkan sebagai track pembuka. Lagu dimulai dengan penyanyi latar Melodye Perry, Pattie Howard, dan Shikena Jones. Dimana ketiga bukan menyanyi biasa, namun berlatih kurang lebih selama satu menit. Kemudian berubah menjadi balada diiringi piano melankolis khas Del Rey dan baru memulai pertunjukan utama.

Lagu-lagu seperti ‘A&W’ dan ‘Fingertips’ yang luar biasa mencerminkan dua aspek berbeda dari kisah kehidupan Lana Del Rey. ‘A&W’ mengacu pada frasa “American whore”, sayangnya bukan minuman root beer yang manis. Lagu ini fokus pada hubungan publik dan hubungan sang penyanyi dengan orang lain.

Baca juga:  Kill Boksoon Review: Ibu Tunggal yang Bekerja sebagai Pembunuh Bayaran

Sementara ‘Fingertips’ menampilkan penyanyi berbicara dengan dirinya sendiri di depan cermin. Kemudian didukung oleh ayah dan saudara-saudara tercintanya. Daripada mengindikasi track terbaik melalui komposisi dan aransemen musiknya, sepertinya lagu-lagu dalam ‘Ocean Blvd’ lebih memikat dari sudut liriknya yang rumit dan membutuhkan perhatian khusus untuk menikmatinya.

Pada akhirnya, ‘Ocean Blvd’ menjadi album yang eksperimental namun lebih dari sekadar konsep musiknya. Kalau dari sisi musik, justru album ini sangat ‘back to basic’. Album ini eksperimental dan idealis dari sisi tema dan topik yang disampaikan melalui liriknya. Naif sekaligus berani, ini bukan album yang mudah untuk dicerna karena album ini terasa sangat intim dan personal bagi Lana Del Rey.