Ilmuwan di tempat India menemukan fenomena unik ketika tiga ekor menyelamatkan seekor anjing yang mana dikejar oleh .
Dalam sebuah studi terbaru yang tersebut diterbitkan pada 26 Agustus dalam Jurnal Threatened Taxa, para peneliti melaporkan sebuah insiden dalam mana seekor anjing muda dikejar ke sungai oleh sekawanan anjing liar dewasa.
Alih-alih memakan anjing tersebut, tiga buaya malah tampak menolong anjing tersebut.
“[Buaya-buaya itu] memandu anjing yang menjauh dari lokasi yang membuatnya rentan diserang oleh sekawanan anjing liar yang dimaksud menunggu pada tepi sungai,” tulis para peneliti.
“Buaya-buaya ini benar-benar menyentuh anjing dengan moncongnya serta mendorongnya untuk bergerak lebih tinggi jarak jauh agar dapat naik ke tepi sungai dengan aman lalu akhirnya melarikan diri,” tambah mereka.
Para peneliti menafsirkan tindakan ini sebagai tindakan empati yang tersebut menunjukkan buaya-buaya yang mungkin khawatir akan keselamatan anjing tersebut.
Temuan ini sangat menarik akibat para peneliti melihat para buaya tidak ada melahap mangsa yang digunakan jelas di dalam depan mata mereka. Di sisi lain, semata-mata ada sedikit bukti bahwa buaya mampu berempati terhadap spesies lain.
Duncan Leitch, ahli biologi yang berspesialisasi dalam neurofisiologi reptil pada University of California, Los Angeles, yang tidaklah terlibat dalam penelitian ini, menyebut para peneliti berupaya menjelaskan kemampuan hal itu dalam perspektif manusia.
“Mereka [para penulis] mungkin datang dari perspektif antropomorfis dan juga mencoba untuk mengasumsikan kemampuan yang mungkin tiada mereka itu miliki,” kata Leitch.
Temuan-temuan seperti yang tersebut ditawarkan dalam makalah ini mungkin menawarkan prospek untuk investigasi tambahan.
“Sistem sensorik buaya sangat canggih. Mereka miliki indera penglihatan yang mana sangat baik. Indera peraba mereka itu termasuk yang tersebut terbaik pada dunia hewan,” kata Leitch.
“Mereka benar-benar siap untuk menangkap sinyal dari lingkungannya. Apakah ini kecerdasan seperti yang kita lihat saat burung gagak menggunakan alat? Sulit untuk mengatakannya,” imbuh dia.
Dia menambahkan bahwa bukti anekdotal yang dikutip ini tak diterima secara luas di area kalangan peneliti buaya. Dengan ketiadaan penelitian yang digunakan lebih banyak ketat, Leitch menyebut temuan-temuan hal itu hanyalah “sebuah anekdot.”
Dalam KBBI, anekdot diartikan sebagai cerita singkat yang tersebut menarik lantaran lucu serta mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal kemudian berdasarkan kejadian yang tersebut sebenarnya.
Lebih lanjut, studi itu mempelajari mugger crocodile (Crocodylus palustris) yang dimaksud mendiami Sungai Savitri di area Maharashtra, India. Menurut studi ini, spesies yang disebut secara kognitif lebih banyak maju daripada yang mana diyakini para ilmuwan.
Mengutip LiveScience, studi ini mencatat beberapa kejadian di tempat mana kelompok buaya ini berenang berputar-putar di tempat sekitar kumpulan ikan, menciptakan pusaran.
Gerakan mereka diduga sudah pernah mengerumuni ikan-ikan tersebut, juga buaya-buaya itu terlihat memakannya saat melakukan perilaku ini.
Perilaku serupa sebelumnya juga sudah pernah diamati pada buaya lainnya.
Penelitian ini juga menyebutkan buaya itu tampaknya menggunakan ranting untuk memikat burung-burung seperti kuntul ternak (Bubulcus ibis).
Burung-burung ini menggunakan ranting untuk membangun sarangnya, serta persaingan untuk mendapatkan ranting utama bisa saja sangat ketat.
Dengan demikian, ranting yang tersebut diposisikan dalam moncong buaya mungkin tampak sebagai pilihan yang digunakan menggiurkan.
Sumber: CNN Indonesia