Rabu, 15 Februari 2023, 21:26 WIB
Bali United berfoto bersama sebelum melakoni laga lanjutan Liga BRI 2021 2022. (Foto: Liga Indonesia Baru)
JAKARTA – 1 Oktober 2022, sepak bola Indonesia bahkan dunia berduka. Kekacauan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, menyebabkan 135 orang tewas dan ratusan (bahkan ada yang menyebut) ribuan orang luka-luka. Ini adalah tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Pemerintah, dalam hal ini Presiden RI Joko Widodo, merespon dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGIPF).
Manajemen PSSI juga diperiksa karena dinilai tidak becus menjalankan kompetisi. Gelombang besar tersebut menuntut pengunduran diri pengurus PSSI, Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, sebagai bentuk tanggung jawab moral. Tuntutan itu juga disampaikan Presiden TGIPF Mahfud MD.
“Kami juga menyerukan tanggung jawab moral, seluruh stakeholder PSSI untuk mundur. Ini bukan campur tangan, ini himbauan moral, karena kami tidak boleh melanggar ketentuan FIFA dan PSSI sendiri,” kata Mahfud yang juga Menteri Koordinator Kebijakan, Hukum dan Kemanusiaan. Hak (Menko Polhukam).
Mahfud mewakili kemurkaan bahkan kemurkaan publik bahwa pihak yang bertanggung jawab atas sepak bola Indonesia menolak untuk mundur berdasarkan ketetapan FIFA dan menunggu kemauan pemilih. Toh, pemungutan suara itu tetap tak digubris oleh pimpinan PSSI. Meski pada akhirnya PSSI memilih jalur Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar, mulai Kamis (16/2/2023).
Persepakbolaan Indonesia, termasuk kompetisinya, sepertinya tidak pernah berhenti dirundung masalah. Selain korban jiwa yang hampir selalu muncul setiap musimnya, persaingan di Indonesia juga dituding tidak pernah murni. Tuduhan pengaturan skor, keterlibatan dalam perjudian, manipulasi tim liga dan degradasi, wasit kontroversial, tuduhan keterlibatan manajemen dalam menentukan promosi klub, kerusuhan penggemar seperti lingkaran yang ujungnya tidak pernah Anda ketahui.
Perbaikan tidak mencoba untuk melakukan. Revolusi juga dilakukan oleh para partisan. Dalam 11 tahun, terhitung sejak berakhirnya masa jabatan Nurdin Halid pada 1 April 2011, PSSI sudah memiliki (termasuk Plt) tujuh ketua umum. Jika diambil rata-rata, setiap 1,5 tahun terjadi pergantian ketua umum.
Ikuti berita Sportsstars di berita Google