Sempat kalah murah, Carrosserie Challenge Indonesia kini menjadi seberat bus listrik

Kondisi murah itu tidak lepas dari adanya kesepakatan dagang antara ASENA – bukan hanya Indonesia – dengan China.

Sebelumnya, perjanjian perdagangan bebas (FTA) membuat harga bus listrik impor secara keseluruhan sebenarnya lebih murah dari produksi dalam negeri.

“Ada FTA di ASEAN dan China, memungkinkan impor lengkap dengan biaya rendah. Ini yang mendorong impor lengkap. Sedangkan (impor) hanya sasisnya saja, kita jauh lebih mahal”, ujarnya.

Dengan begitu, pasar tentu lebih memilih untuk mengimpor CBU secara keseluruhan. Namun, dalam menyikapi hal tersebut, pemerintah juga telah memberikan keseimbangan.

“TKDN (tingkat kandungan dalam negeri – kandungan lokal) ditingkatkan. Kami berharap proyek selanjutnya mulai bermunculan,” ujarnya.