Wonogiri, Si Kota Gaplek Punya Kuliner Apa Saja?

Wonogiri, salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang kurang dikenal masyarakat umum.

Namun siapa sangka, Wonogiri dengan julukan Kota Gaplek memiliki keunikan dari segi budaya, tradisi masyarakat, destinasi wisata dan kuliner yang masih lestari.

Kota dengan julukan Kota Gaplek ini tentunya bukan sekedar julukan tanpa arti. Kehadiran julukan ini dilatarbelakangi oleh kawasan Wonogiri yang merupakan kawasan karst yang terbentuk dari pegunungan kapur, terutama di bagian selatan.

Sehingga daerah tersebut tidak bisa ditanami padi, sehingga masyarakat mulai menanam singkong.

Alhasil, muncullah kota Gaplek atau Singkong.

Sebagai kota yang menjaga kearifan lokal, kuliner khas Wonogiri tak kalah menggugah selera dibandingkan dengan kota lain.

Lantas apa saja keistimewaan kota Gaplek ini? Jadi, inilah ringkasan dari spesialisasi ini.

1. Nasi Tiwul

Jika berbicara tentang nasi, maka pikiran kita akan tertuju pada nasi.

Berbeda dengan yang terjadi pada nasi tiwul ini, bahan utamanya adalah singkong yang ditumbuk sampai halus.

Tepung singkong dijemur sampai kering lalu dimasak.

Penyajian nasi tiwul ini bervariasi, ada yang disajikan dengan tambahan gula aren sebagai pemanis atau pendamping seperti pecel untuk sarapan pagi.

Baca juga:  537 Ribu Kendaraan Diprediksi Melintas Kota Solo per Hari saat Lebaran

Nasi tiwul dapat ditemukan di pasar tradisional.

2. Sambal Cabuque

Pengumuman. Gesek ke bawah untuk melanjutkan

Makanan ini mungkin terdengar aneh. Saus lada cabuk ini berbahan utama sisa minyak wijen, yang kemudian dicampur dengan jerami padi yang disangrai.

Hasilnya membentuk pasta hitam. Tidak berhenti sampai disitu, olahan selanjutnya diolah dengan gula aren, kemangi, garam, cabai rawit dan bawang putih.

Kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dipanggang.

Lalu bagaimana cara memakannya? Sambal Cabuk bisa disantap dengan nasi putih dengan sensasi pedas dan sedikit pahit.

3. Keripik

Emping khas Wonogiri terbuat dari biji melinjo yang ditumbuk, lalu dijemur hingga kering, lalu digoreng.

Proses pembuatan keripik juga membutuhkan bumbu lain untuk menambah cita rasa yang lebih nikmat.

4. Lambat

Lentho merupakan jajanan pasar berupa gorengan dengan bahan dasar singkong dan kacang polong.

Rasa dari kayu goreng ini cukup bervariasi, berupa manis dan asin. Jajanan pasar ini bisa didapatkan di pasar tradisional dengan harga murah sebagai santapan pagi.

Baca juga:  Potret 6 Model Mitsuoka, Mobil Modern yang Justru Punya Tampang Klasik

5. Dapatkan wijen

Geti merupakan jajanan khas Wonogiri yang terbuat dari campuran biji wijen, gula aren dan jahe.

Geti wijen ini memiliki rasa manis yang berbeda dengan wijennya sendiri.

6. Kacang mete

Seperti Gaplek City, Wonogiri merupakan salah satu penyumbang mete terbesar di Indonesia.

Kacang mete banyak diolah menjadi oleh-oleh khas Wonogiri.

Saat ini kacang mete goreng banyak ditemukan dalam berbagai varian rasa seperti manis, asin, dan pedas.

7. Brem Wonogiri

Brem Wonogiri berbeda dengan Brem Madiun.

Brem Madiun cenderung berwarna kuning dan berbentuk balok, sedangkan Brem Wonogiri berbentuk bulat berwarna putih.

Bahan brem ini sama yaitu tepung ketan tapai.

8. Penyeberang goreng

Wader goreng merupakan ikan wader yang banyak dijumpai di Sungai Wonogiri.

Ikan wader goreng ini paling banyak ditemukan di sekitar promenade Waduk Gajah Mungkur.

Wader yang akan digoreng tidak hanya dibersihkan lalu digoreng, tetapi juga dibumbui dan ditaburi tepung.

Alhasil, rasa asin dan renyah muncul di sajian ini.

Baca juga:  Andika Perkasa Ungkap Ganjar Punya Modal Integritas dan Kejujuran yang Tinggi

9. Pindang Kambing

Olahan pindang yang biasa kita temukan menggunakan bahan seperti ikan atau ayam.

Berbeda dengan kota Gaplek, pindang di kota ini menggunakan daging kambing lengkap dengan bahan lain berupa kerikil dan jerohan.

Rasa manis dan asin akan lebih terbedakan dengan campuran tepung singkong dalam pengolahannya.

Tidak hanya rasa yang unik, namun penyajiannya pun cukup sederhana yaitu dengan daun jati sehingga cita rasanya tetap lebih kuat.

10. Bukan Lombok Ijo

Bukan dalam bahasa Jawa yang berarti sayuran.

Jangan cabai hijau adalah sayuran cabai hijau yang ditambah dengan cabai rawit, tahu dan tempe.

Bahan-bahan yang mudah ditemukan membuat masakan ini menjadi sajian sehari-hari masyarakat Wonogiri.

Sekilas, inilah makanan khas Wonogiri yang wajib dicoba saat berkunjung ke Kota Gaplek.

Kuliner ini diharapkan bisa menjadi referensi jika Anda berkunjung ke Wonogiri sambil menikmati pemandangan alam yang terhampar di berbagai destinasi wisata.