SEPUTARPANGANDARAN.COM – Pemerintah menganjurkan warga untuk melakukan social distancing atau menjaga jarak sosial. Pola ini artinya, membatasi kontak-kontak fisik yang tak perlu demi mengerem laju penyebaran virus corona.
Alhasil, kebijakan belajar dan bekerja dari rumah pun ditempuh. Kendati begitu, ada beberapa jenis pekerjaan yang tak memungkinkan penerapan
sistem tersebut. Dan karenanya, orang berprofesi tertentu jadi kian rentan lantaran kontak fisik yang tak terhindarkan.
Saat pandemi Covid-19, tenaga medis adalah profesi yang paling berisiko. Bukan saja karena kedekatan kontak dengan orang lain, melainkan juga lantaran para pekerja medis yaitu dokter, perawat, hingga pegawai administrasi di rumah sakit, tiap harinya menjumpai orang-orang dengan masalah kesehatan
Kedekatan dengan pasien ini mau tak mau bisa meningkatkan risiko serangan penyakit tertentu.
Heni perawat di RSUD Pandega Pangandaran mengaku, saat pandemi virus corona, dia dan seluruh keluarganya diliputi rasa kekhawatiran. Karena profesinya yang langsung bersentuhan dengan orang sakit membuatnya sangat riskan terpapar.
“Saya dan keluarga khawatir terpapar, apalagi ketersediaan APD masih minim. Namun dilain pihak, sangat disayangkan banyak masyarakat seakan-akan meremehkan dengan kondisi pandemi virus corona,” ungkapnya.
Sikap masyarakat yang tidak peduli itu, kata Heni, terkadang sangat membahayakan tim medis. Apalagi banyak masyarakat yang berobat tidak jujur pada saat screaning.
Kalau sudah parah, pihak keluarga baru terbuka bahwa ternyata pasien pulang dari zona merah. Ketidakjujuran itu membuat tim medis terutama bagian screaning sering kacolongan dan tentu membahayakan tim medis.
“Kadang kami suka greget melihat masyarakat yang menganggap enteng kasus ini. Namun kami tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa melakukan antisipasi walaupun pengaruhnya kecil, tapi minimal sudah berusaha,” ujar Heni.
Keluarga di rumah, juga sering mengingatkan
untuk menjaga kondisi dan tidak terlalu memaksakan diri melakukan tindakan medis jika APD tidak lengkap.
“Tapi mau gimana lagi, profesi kami ini mengharuskan selalu siaga setiap kali warga butuh bantuan. Maka kontak dekat dengan banyak orang tak terhindarkan dan sangat rentan terpapar,” tutupnya.
Untuk itu Dirinya berharap masyarakat dapat mematuhi imbauan pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona.
“Mari bersatu. Untuk memutus penyebaran virus mematikan ini, tidak bisa hanya dilakukan petugas, namun harus menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat,” ujarnya.
Heni pun mengingatkan Covid-19 itu belum ada obatnya. Maka upaya pencegahan adalah kuncinya. Masyarakat hendaknya melaksanakan gerakan DJCM yaitu Di rumah aja, Jaga jarak, Cuci tangan pakai sabun dan pakai Masker. (*)