Palembang – Sejak tahun 1990 keberadaan mangrove di dalam Sumatera Selatan terus mengalami penyusutan. Pada masa tersebut, tiga kabupaten di Sumsel – Banyuasin, Musi Banyuasin juga Ogan Komering Ilir (OKI) – tercatat mempunyai 208.093 ha mangrove. Pada tahun 2000, jumlahnya berubah menjadi 191.749 ha, juga kemudian menyusut lagi hingga tercatat 186.069 Ha sekadar ke tahun 2022.
Sebagai antisipasi kerusakan, pengurangan dan juga penyusutan total mangrove, beragam pihak terkait dalam Sumsel melakukan penyetoran kembali pada Jumat, 26 April 2024. Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api (TAA), Banyuasin, Sumatera Selatan. Penanaman yang dimaksud juga sebagai upaya melindungi areal pelabuhan dari gelombang pasang kemudian ancaman abrasi.
Tengku Zia Ulqodry, Kepala Laboratorium Bioekologi Kelautan, Jurusan Keilmuan Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya (Unsri), menjelaskan data dari peta mangrove nasional KLHK yang digunakan dirilis tahun 2022 itu menunjukkan adanya penurunan total magrove di dalam Sumsel. “Secara keseluruhan mengalami penurunan dengan luasan bervariasi,” katanya, Jumat.
PJ. Pengelola Sumatera Selatan diwakili oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Pandji Tjahjanto, mengutarakan bibit yang mana ditanam berbentuk mangrove jenis api-api (Avicennia sp) dan juga bakau (Kandelia candel). Kegiatan ini masih pada rangkaian investasi serentak pada seluruh Indonesia.
“Selain mengatasi peran juga fungsi sistem ekologi mangrove seperti semula, keberadaan mangrove juga berperan penting pada mengangkat polutan, mengurangi intrusi air laut,” katanya. Mangrove juga berperan di penelitian kemudian pendidikan, penyimpan “blue carbon”, kemungkinan pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata dan juga tempat berprogres aneka biota laut.
Aksi ini merupakan acara kelima dari rangkaian kegiatan penyetoran serentak di dalam Sumatera Selatan, dalam mana kegiatan sejenis telah lama dilaksanakan sebelumnya pada tanggal 30 Desember 2023, 14 Januari 2024, 7 Februari 2024 kemudian 7 Maret 2024. Pelaksanaan investasi yang disebutkan dihadiri oleh investasi secara serentak ke seluruh 25 titik posisi se-Indonesia.
Kegiatan penyetoran mangrove serentak ini merupakan kegiatan penyertaan terakhir ke tahun 2024. Selanjutnya akan dijalankan kegiatan investasi lainnya yang tersebut telah dijadwalkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup serta Kehutanan.
Dalam rangkaian acara yang disebutkan dikerjakan penyerahan simbolis bibit flora jenis MPTS/buah-buahan dari Pengelola Sumatera Selatan untuk Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Sungsang sebagai bentuk motivasi untuk penduduk setempat untuk terus merawat lalu melestarikan lingkungan.
Selain itu dilakukan juga pameran yang digunakan menampilkan produk-produk turunan mangrove lalu informasi terkait kegiatan pelestarian mangrove yang digunakan dijalankan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), CIFOR juga LPHD Sungsang.
Artikel ini disadur dari Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove