SEPUTARPANGANDARAN.COM – Pemantauan hilal yang dilakukan Tim Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya belum terlihat. Pemantauan hilal untuk penentuan awal Ramadan 1442 H tersebut terhalang awan.
“Tim tidak berhasil melihat hilal, karena terhalang awan di titik matahari bulan terbenam,” kata Ayi Faisal Setiadi, Sekretaris LFNU Kabupaten Tasikmalaya, Senin, 12 April 2021.
Ayi mengatakan, pantauan hilal dilakukan di lantai atas Hotel Menara Laut Pantai Barat Pangandaran.
“Hasil ini tetap kami sampaikan ke PB NU, yang akan menjadikan pertimbangan dalam sidang isbat,” jelasnya.
Ia memperkirakan, jika hilal tak tertutup mendung ketinggiannya diprediksi mencapai empat derajat di atas ufuk.
Ayi mengatakan angka itu sudah memenuhi untuk sebagai dasar penentuan awal bulan ramadan karena minimal dua derajat.
“Kemungkinan besok (Selasa, 13 April 2021) sudah masuk bulan ramadan. Kita menunggu sidang isbat Kementerian Agama,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua LFNU Kabupaten Pangandaran, KH Unaedin, kegiatan pemantauan hilal ini diselenggarakan PBNU di berbagai titik lokasi.
“Sedangkan untuk Priangan timur dilaksanakan di Pantai Pangandaran. Ini merupakan kolaborasi dan sinergitas LFNU Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya,” terangnya.
Menurutnya, Pantai Pangandaran sudah tiga kali dijadikan lokasi pemantauan hilal. Namun hingga kini belum memiliki peralatan teropong dan peralatan penunjangnya.
“Kalau secara keilmuan dan sumber daya manusia (SDM) sebenarnya kita sudah siap. Namun untuk peralatannya kita belum punya,” ungkapnya.
Dia pun berharap, LFNU dapat memiliki peralatan yang diperlukan, sehingga lembaga yang dipimpinnya dapat bekerja sesuai tugas dan fungsinya.
“Untuk pemantauan hari ini, walaupun hilal tidak terlihat di Pangandaran, kita tidak kecewa. Kita tetap mendapat pahala, karena ini ibadah,” ucapnya.
Untuk diketahui, LF PBNU melaksanakan rukyatul hilal ini di 35 titik di seluruh Indonesia termasuk di Pantai Barat Pangandaran.
Pelaksanaan rukyatul hilal bertumpu pada protokol kesehatan yang telah disusun Lembaga Falakiyah PBNU.
Adapun 35 titik lokasi rukyatul hilal tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tower Observatori Cikelet, Kab. Garut, Jawa Barat
2. Pos Observasi Bulan Basmol, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta
3. Pantai Holtekamp Muaratami, Kota Jayapura, Papua
4. Pantai Penagan Bangka, Kab. Bangka, Bangka Belitung
5. Pantai Baro Gebang, Kab. Cirebon, Jawa Barat
6. Pantai Ujungnegoro, Kab. Batang, Jawa Tengah
7. Universitas Muria Kudus, Kab. Kudus, Jawa Tengah
8. Pos Observasi Bulan Cibeas Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat
9. Pos Observasi Bulan Bukit Gelumpai, Lampung
10. Makassar, Sulawesi Selatan
11. Pantai Kalbut Situbondo Jawa Timur
12. Banjarsari Blitar, Jawa Timur
13. Pucuk Pelangi Blitar, Jawa Timur
14. Masjid Agung at-Taqwa Bondowoso, Jawa Timur
15. Pos Observasi Bulan Pedalen Kebumen, Jawa Tengah
16. Menara Amarilis Balikpapan, Kalimantan Timur
17. Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari Jakarta
18. Pos Observasi Bulan Sunan Kaliwining Jember, Jawa Timur
19. MAN 3 Kediri, Jawa Timur
20. Observatorium Jokotole, IAIN Madura, Kab. Pamekasan, Jawa Timur
21. Balai Rukyat NU Condrodipo Gresik, Jawa Timur
22. Balai Rukyat Ibnu Syatir Ponorogo, Jawa Timur
23. Pantai Barat Pangandaran, Jawa Barat
24. Gunung Pandan Saradan, Kab. Madiun, Jawa Timur
25. Pos Observasi Bulan Bela-Belu Bantul, DI Yogyakarta
26. Pantai Pungkruk Jepara, Jawa Tengah
27. Pantai Loang Baloq Mataram, Nusa Tenggara Barat
28. Pantai Taneros Ambunten Sumenep, Jawa Timur
29. Aula Terpadu IAIN Pontianak, Kalimantan Barat
30. Pantai Kartini Jepara, Jawa Tengah
31. Pantai Appabatu’ Selayar, Sulawesi Selatan
32. Menara al-Husna MAJT Semarang, Provinsi Jawa Tengah
33. Tanjung Kodok Lamongan, Kab. Lamongan, Jawa Timur
34. IAIN Pekalongan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah
35. Pintu gerbang Makam Mbah Mudzakir Sayung, Kab. Demak, Jawa Tengah.***