BERITA  

Terjadi Lonjakan Kasus Positif Corona di Jakarta, Bupati Jeje Mengaku Deg-Degan

SEPUTARPANGANDARAN.COM – Meski sudah dalam satu pekan ini Pangandaran nol kasus Covid-19 19, namun Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengaku deg-degan.

“Obyek wisata di Pangandaran sedang berjalan, saya deg-degan juga, karena klaster Jakarta luar biasa,” ungkap Jeje, Senin, 14 September 2020.

Jeje mengatakan, akan terus memantau situasi di obyek wisata.

“Tapi kalo semuanya disiplin dan menggunakan protokol kesehatan saya yakin penularan Covid-19 bisa dihindari. Kuncinya patuhi protokol kesehatan,” ucapnya.

Begitu juga dengan rencana dibukanya kegiatan belajar mengajar tatap muka, lanjut Jeje, dirinya sedang menimbang-nimbang.

“Semua sudah siap, bahkan keinginan masyarakat untuk membuka sekolah juga sudah siap. Orang tua siswa sudah 100 persen menandatangani surat pernyataan,” kata Jeje.

Bahkan kata Jeje, sudah menginventarisasi desa-desa mana saja yang zona hijau dan desa yang pernah ada kasus Covid-19. Kata Jeje, dari 93 desa, ada 85 desa yang berada di zona hijau.

“Tapi feeling saya belum pas, apalagi klaster Jakarta makin naik, saya khawatir akan terjadi klaster sekolah. Nanti lah satu dua hari ini saya sedang istiharoh, berdoa, ingin mantep dulu. Kalo sudah mantep baru,” ucap Jeje.

Baca juga:  Tata Sutari Gelar Reses di Parigi, Serap Aspirasi Warga 

Biasanya kata Jeje, apabila akan mengambil satu kebijakan dirinya selalu mempertimbangkan baik dan buruknya laku berdoa meminta kepada Allah SWT untuk meminta petunjuk Nya.

“Sekarang saya sedang pendekatan religius kaitan dengan rencana pembukaan sekolah. Karena saya juga harus melindungi ribuan pelajar di Kab Pangandaran dari bahaya Covid-19,” ujarnya.

Jeje juga mengatakan, peningkatan ekonomi saat pandemi Covid-19 sudah mulai membaik. Apalagi menurut dia, Pangandaran merupakan daerah agraris, dan sekarang sudah memasuki musim panen padi.

“Saya akan pantau harga padi untuk bahan pertimbangan kebijakan kedepan,” ujar Jeje.

Bahkan dirinya saat ini sedang mencoba merumuskan berbagai kebijakan berkaitan dengan masalah penanganan paska panen pertanian.

“Sehingga daya beli petani tidak turun sehingga tidak dirugikan,” kata Jeje.***