Saham AMMN Terbang, Agoes Projo Cuan Rp42 T!

Saham AMMN Terbang, Agoes Projo Cuan Rp42 T!

Jakarta – Saham emiten tambang emas-tembaga, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), sukses melambung tinggi sejak melantai dalam dalam bursa pada 7 Juli 2023. Hal hal hal itu menimbulkan sang komisaris utama Agus Projosasmito bertambah kaya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per 3 Oktober 2023, saham AMMN berada dalam nilai tukar jual Rp6.300/saham, terbang 272 persen sejak listing.

Kini, AMMN berada pada area peringkat kelima emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di tempat area bursa, yakni mencapai Rp453,07 triliun. Di atas AMMN, ada bank BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang dimaksud digunakan miliki market cap Rp567,00 triliun.

Agus Projosasmito, eks bankir yang tersebut mana dekat dengan banyak pengusaha, termasuk Anthoni Salim yang juga menggenggam AMMN, tercatat menjadi pengendali perusahaan menggunakan PT AP Investment.

Menurut prospektus penawaran saham perdana (IPO), PT AP Investment dimiliki oleh Agus Projosasmito yang digunakan terdiri dari 750 lembar saham biasa. Selain Agus, ada nama Aditya Sasmito yang mana hal tersebut mempunyai 250 lembar saham biasa kemudian Adrian Wicaksono sebanyak 250 lembar saham biasa AP Investment.

Per 31 Agustus 2023, AP Investment miliki 15,58% saham AMMN. Dengan kepemilikan 60% saham di area area AP Investment, Agus Projo berarti mempunyai secara tiada langsung sebanyak 9,3% saham AMMN.

Apabila dibandingkan dengan valuasi saham saat AMMN debut pada bursa, kekayaan Agus Projo sudah bertambah sebesar Rp30,96 triliun menjadi Rp42,36 triliun.

Baca juga:  Wall Street Menguat! Efek Inflasi AS Lebih Terkendali?

Tentu, ini cuma hitung-hitungan sederhana demi untuk mengilustrasikan kepada pembaca kesulitan kemungkinan cuan di dalam dalam atas kertas Agus Projo dalam saham AMMN.

Sosok Agus Projo

Nama Agus Projosasmito sendiri sudah menancap di area tempat pertambangan. Ia baru-baru ini diputuskan menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) milik Grup Bakrie, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 30 Juni 2023 lalu. Ia juga sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama sebagai emiten pertambangan emas milik Grup Bakrie, Bumi Resources Minerals (BRMS).

Agus diketahui dekat dengan Salim, lalu merupakan sosok sentral di tempat tempat balik masuknya Salim dalam Grup BUMI. Kabar ini bukan serta merta, tetapi berasal dari penunjukkan nama Agus sebagai Direktur Utama BRMS di dalam dalam tengah tahap akuisisi saham perusahaan oleh Grup salim. Ia hadir menggantikan Suseno Kramadibrata yang digunakan mana saat itu menjabat sebagai Wakil Direktur Utama perseroan.

Sebelum menjadi pucuk pimpinan pada emiten tambang, Agus memulai kariernya pada dalam industri keuangan. Sebagai investment bankir, salah satu milestone penting dalam karier Alumni Australian National University adalah menjadi Presiden Direktur Danareksa Sekuritas.

Selain itu beberapa posisi penting pada industri keuangan yang tersebut hal tersebut pernah dijabarkan Agus termasuk Komisaris Utama dalam area PT NC Securities, Wakil Presiden Direktur dalam PT DBS Securities Indonesia, Direktur dalam tempat PT Merincorp Securities Indonesia, Head of Capital Market di dalam dalam PT Merchant Investment Corp, serta Head of Capital Market pada dalam PT Danareksa (Persero).

Jejaknya dalam tempat industri keuangan terlihat dari transaksi-transaksi penting di tempat tempat Indonesia, dari mulai pendirian Star Energy dengan akuisisi operasi lepas pantai Conoco Phillips di dalam area Natuna pada 2002 hingga akuisisi situs geotermal Wayang Windu dari Credit Suisse dan juga juga Deutsche Bank pada 2004.

Baca juga:  Pasar RI Was-Was! Ada Kabar Genting dari China, Israel dan juga PDIP

Setelah menghabiskan tiga dekade karier cemerlang pada dalam industri keuangan, Agus mulai memfokuskan diri terjun dalam industri padat modal lain, yakni pertambangan.

Masuknya Agus ke industri pertambangan terlibat menjalin kedekatan dengan bos Grup Salim. Agus disebut menjalankan beberapa proyek kegiatan perusahaan dengan Anthoni Salim di dalam dalam bawah bendera Ithaca Resources yang dimaksud yang disebut bergerak pada dalam bidang pertambangan batu bara.

Meski sudah pernah lama berbisnis tambang, langkah terbesarnya yang tersebut yang benar-benar terlihat oleh rakyat adalah lewat akuisisi tambang tembaga-emas pada Nusa Tenggara Barat dari perusahaan Amerika Serikat.

Agus merupakan salah sosok kunci akuisisi Newmont Nusa Tenggara (NNT) dari Newmont Mining Corp. Dan Sumitomo Corporation oleh Medco Energy (MEDC) tahun 2016 silam. Total transaksi pengambilalihan perusahaan yang mana dimaksud berganti nama menjadi Amman Minerals hal itu mencapai US$ 2,6 miliar atau setara Rp 34,32 triliun (asumsi kurs Rp 13.200/AS kala itu).

Sebelum mencapai kesepakatan final, Agus dikabarkan merupakan yang digunakan hal tersebut paling awal mencari dana juga penanam modal strategis untuk akuisisi Newmont lewat gabungan lokal. Konsorsium itu disebut berisikan beberapa pengusaha terkenal termasuk keluarga Kiki Barki yang digunakan digunakan merupakan pengendali emiten tambang batu bara Harum Energy (HRUM) serta pendiri Medco, Arifin Panigoro. Meski akhirnya kesepakatan diperoleh dengan nama terakhir.

Baca juga:  Asing Terciduk Borong Saham Big Bank hingga Grup Salim

Medco Energi Group lalu AP Investment milik Agus akhirnya diketahui bekerja serupa mengakuisisi saham pada dalam Amman Mineral dengan dukungan dari tiga bank BUMN, yaitu Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI) kemudian Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

Dalam kepekatan akuisisi tersebut, emiten tambang emas milik Grup Bakrie, BRMS, akhirnya mengambil bagian jual kepemilikan sahamnya di area tempat NNT lewat PT Multi Daerah Bersaing (MBD) kepada Medco senilai US$ 400 juta.

Seperti mengulang sejarah, sekarang Grup Bakrie dikabarkan kembali melepas kepemilikannya kepada pihak lainnya yang tersebut itu terlibat dimotori Agus Projosasmito. Jika sebelumnya bersama Medco, kali ini ia menyelinap ke perusahaan Grup Bakrie bersama Anthoni Salim.

Grup Salim diduga masuk ke BRMS melalui Emirates Tarian Global Ventures yang dimaksud mana hingga 6 Juni tercatat menggenggam 25,10% saham BRMS, menurut data KSEI.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Emirates Tarian terlibat membeli saham BRMS sejak Desember 2021, dan juga juga kemudian, secara perlahan menambah kepemilikannya di dalam area emiten tambang emas tersebut. BUMI yang dimaksud dimaksud masih merupakan pengendali BRMS saat ini tercatat belaka menguasai 4,88%.

PT Ficomindo Buana Registrar mencatat Emirates Tarian Global Ventures merupakan perusahaan yang mana beralamat pada Cricket Square, Hutchins Drive PO BOX 2681 Grand Cayman Ky1-1.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sumber: CNBC Indonesia