PANGANDARAN – Ratusan sapi di Kabupaten Pangandaran terkena penyakit Lumpy Skin Disaese (LSD) atau lebih dikenal sebagai penyakit lato-lato. Penyebab penyakit ini adalah virus pox.
Seorang pemilik sapi di Legok Jawa, Kecamatan Cimerak, Elif Sonjaya (35) mengaku kebingungan dengan penyakit Lumpy Skin Disaese (LSD) pada ternaknya.
“Saya merasa bingung dengan penyakit ini. Harus gimana cara menyembuhkannya, mana obatnya susah dicari. Semoga sapi saya bisa secepatnya pulih kembali,” kata Elif. Senin, (22/05/2023).
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Suryadi mengatakan, setidaknya ada 245 ekor hewan sapi yang terjangkit Cacar Sapi.
“Di Pangandaran ada 56 ekor, kemudian Sidamulih 73 ekor, Cimerak 35 ekor, Cijulang 15 ekor, Cigugur 12 ekor, Langkaplancar 8 ekor, Mangunjaya 15 ekor, Padaherang lima ekor, Kalipucang 8 ekor dan Parigi 18 ekor,” kata Suryadi.
Suryadi juga menjelaskan gejala LSD ditandai demam selama tiga hari, tubuh sapi akan lemah, tidak mau makan dan minum. Namun kata Suryadi kalau sapi bisa melewati masa sakit selama sepuluh hari pasti akan sembuh.
Anak sapi yang baru berusia beberapa bulan, biasanya tidak akan kuat menghadapi cacar sapi ini. “Makanya saat indukan dan anak sapi harus dipisahkan dulu saat terjangkit cacar sapi,” ucapnya.
Karakter LSD kata Suryadi mirip dengan PMK, dimana yang terjangkit bisa mengalami kekebalan terhadap penyakit itu, jika jadi penyintas.
“Sapi ini perlu beberapa pertolongan jika terjangkit, bisa diberi vitamin, diberi susu skim, vitamin ayam petelur dan susu sambung untuk anak sapi,” katanya.
“Saya belum bisa memastikan berapa jumlah sapi yang mati akibat cacar sapi di Pangandaran,” pungkasnya.