SEPUTARPANGANDARAN.COM, JAKARTA – Presiden Mahasiswa Universitas Brawijaya Rafly Rayhan Al Khajri merespons pernyataan Istana yang tersebut menganggap kemunculan kritik oleh sejumlah sivitas akademika adalah strategi partisan.
Rafly mengatakan Istana memberikan pernyataan yang sumbang lalu apologetik berupaya menghindar dari framing Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga partisan pasangan calon tertentu.
“Istana lupa, kalau Jokowi juga partisan. Pernyataan itu tidaklah lebih besar dari sekadar upaya penyangkalan Istana terhadap demokrasi yang telah dilakukan dirusak Jokowi,” ujar Rafly, Hari Sabtu (3/2/2024).
Istana menyatakan pertarungan opini di tempat tahun kebijakan pemerintah pasti terjadi. Namun, di dalam sedang kemunculan kritik beberapa orang kampus terhadap Presiden Jokowi, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi kebijakan pemerintah tertentu untuk kepentingan elektoral.
“Strategi urusan politik partisan seperti itu juga sah-sah sekadar di ruang kontestasi politik,” kata Ari, Jumat, 2 Februari 2024.
Ari mengungkapkan ada baiknya kontestasi politik, termasuk di pertarungan opini dibangun di kultur dialog yang tersebut substantif dan juga perdebatan yang tersebut sehat.
Rafly, siswa Hukum Tata Negara menilai kontestasi urusan politik yang tersebut sehat tidaklah kemungkinan besar terjadi lagi apabila Jokowi terus menginfiltrasi proses demokrasi yang mana berpotensi membunuh demokrasi.
“Maksa 3 periode gagal, 2 paslon juga gagal, menang 1 putaran ketar-ketir, sekarang sudah ada dipaksa mikir jabatannya akan tuntas sampai Oktober atau akan dipaksa turun lebih banyak cepat sebab kata-kata reformasi kian santer,” katanya.
Rafly menegaskan konsolidasi di area akar rumput mulai berlangsung serta di waktu dekat akan berbuah aksi di tempat jalan-jalan.
“Kami menyerukan seluruh elemen rakyat bersatu. Hal ini tidak tentang memilih atau tidak ada memilih 1, 2, atau 3. Inisiatif ini untuk menyelamatkan demokrasi dari penyalahgunaan kekuasaan Jokowi,” ujarnya.
Jika menyalahkan Jokowi sejenis dengan mencela pasangan calon tertentu justru itu adalah pernyataan afirmatif terhadap penyalahgunaan kekuasaan Jokowi.
Sumber Sindonews