Oleh : Dr. Ine Maulina, S.Pi., MT
Ketahanan pangan terwujud apabila secara umum telah terpenuhi dua aspek sekaligus. Pertama adalah tersedianya pangan yang cukup dan merata untuk seluruh penduduk. Kedua, setiap penduduk mempunyai akses fisik dan ekonomi terhadap pangan untuk memenuhi kecukupan gizi guna menjalani kehidupan yang sehat dan produktif dari hari ke hari.
Ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga merupakan landasan bagi ketahanan pangan masyarakat, yang selanjutnya menjadi pilar bagi ketahanan pangan daerah dan nasional.
Berdasarkan pemahaman tersebut maka salah satu prioritas utama pembangunan ketahanan pangan adalah memberdayakan masyarakat agar mereka mampu menanggulangi masalah pangannya secara mandiri serta mewujudkan ketahanan pangan rumahtangganya secara berkelanjutan.
Jawa Barat merupakan salah satu sentra perikanan yang cukup besar untuk wilayah pulau Jawa. Beberapa tempat yang terkenal dengan potensi perikanan di Jawa Barat adalah Tasikmalaya, Sukabumi, Majalaya, Pangandaran, dan Subang.
Potensi perikanan di Jawa Barat terdiri dari beberapa komoditas seperti Ikan Nila, Ikan Mas, Ikan Mujaer, Ikan Gurame, dan ikan nilem. Ikan ini merupkan ikan yang biasa ditemui dan dikonsumsi masyarakat.
Budidaya ikan yang dilakukan saat ini merupakan salah satu upaya untuk mempertahakan ketersediaan stok dan kestabilan pangan. Pangan yang stabil dan selalu ada merupaan salah satu indikator yang menandaan bahwa kegiatan budidaya ini layak dan dapat digunakan untuk menajaga ketahanan pangan.
Ketahanan pangan yang kuat merupakan salah satu upaya masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga keutuhan negara Indonesia. Ketahanan pangan stabil juga meningkatan ekonomi baik dari masyarakat lapisan bawah sampai lapisan atas.
Bentuk kegiatan budiaya yang dilakukan berupa kegiatan budiadaya yang inovatif. Sistem budidaya ikan dalam ember yang biasa disebut dengan BUDIKDAMBER. Budikdamber mengadaptasi teknik yumina-bumina yang merupakan teknik budidaya yang memadukan antara ikan dan sayuran serta buah-buahan.
Pada budidaya Yumina-Bumina dikenal empat sistem, yaitu: rakit,aliran atas, aliran bawah serta pasang surut. Pada sistem aliran atas ini distribusi air dilakukan lewat atas ke setiap wadah media tanam sehingga nutrisi yang berasal dari limbah budidaya dapat tersebar merata ke setiap batang tanaman.
Masalah ketersediaan lahan budidaya perikanan membuat kita semakin kreatif dan memanfaatkan lahan yang tersedia dengan maksimal. Selain lahan, permasalahan lain juga ada pada pakan yang semakin mahal, karena itu perlu diambil langkah lain guna menekan biaya pakan, serta menerapkan teknologi yang tepat dapat mengurangi kebutuhan terhadap pakan Keterbatasan lahan budidaya dapat diatasi dengan budiaya ikan dalam ember serta dapat menjadi media tanam sayuran akuaponik. Dengan aplikasi teknologi menggunakan ember dengan volume 60 liter dan secara teori dapt menampung 60 ekor ikan.
Pemberian pakan dapat menimbulkan masalah kualitas air walaupun ikan memakan sebagian besar pakan yang diberikan, akan tetapi persentase terbesar dieksresikan menjadi nitrogen. Untuk menanggulangi hal tersebut dapat menerapkan system resirkulasi yang pada prinsipnya adalah penggunaan kembali air yang yang dikeluarkan dari kegiatan budidaya.
Resirkulasi bertujuan untuk meningkatkan oksigen terlarut, mengurangi kadar amoniak dan mengurangi limbah organic yang dihasilkan oleh ikan budidya.
Budidaya ikan dalam ember “budikdamber” menjadi solusi potensial bagi budidaya perikanan di lahan yang sempit dengan penggunaan air yang lebih hemat, mudah dilakukan masyarakat di rumah masing-masing dengan modal yang relative kecil serta dapat mencukupi kebutuhan gizi masyarakat.
Penambahan probiotik pada pakan dalam system pemeliharaan ikan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan ikan dalam mencerna pakan dan penyerapan makananan.
Probiotik bermanfaat dalam mengatur lingkungan mikroba pada usus, menghalangi mikroorganisme patogen usus dan memperbaiki efisiensi pakan dengan melepas enzim-enzim yang membantu proses pencernaan makanan.
Aktivitas bakteri dalam pencernaan akan berubah cepat apabila ada mikroba yang ditambahkan atau diberikan melalui pakan atau air. Aktivitas bakteri tersebut mampu mengubah keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Probiotik yang ditambahkan pada pakan dapat menambah bobot pada ikan budidaya (Ahmadi et al., 2012).
Probiotik adalah mikroba hidup dalam media pembawa yang menguntungkan karena menciptakan kondisi yang optimum untuk pencernaan pakan dan meningkatkan efisiensi konversi pakan sehingga memudahkan dalam proses penyerapan zat nutrisi dan mempercepat pertumbuhan (Afdola, 2018).
Pemberian probiotik memiliki pengaruh kecepatan penyerapan makanan dalam saluran pencernaan. Semakin tinggi daya serap benih ikan terhadap nutrisi dalam pakan, kelebihan nutrisi akan disimpan dalam tubuh ikan sebagai cadangan energi.
Kegiatan produksi perikanan terintegrasi dalam rangka pemenuhan pangan keluarga dapat dianggap sebagai dasar bagi masyarakat secara langsung dalam memenuhi kebutuhannya. Masyarakat didorong secara mandiri dengan memanfaatkan lahan yang ada. Sesuatu yang bersifat positif dengan metode penyampaian pesan yang baik dan benar secara berangsur-angsur menumbuhkan jiwa mandiri (wirausaha).
Pustaka
Afdola. 2018. Pengaruh penambahan probiotik dalam pakan terhadap pertumbuhan benih ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum). Jurnal Perikanan dan Kelautan.
Ahmadi, Hendri I, Kurniawati N. 2012. Pemberian probiotik dalam pakan terhadap pertumbuhan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) pada pendederan II. Jurnal Perikanan dan Kelautan Unpad. 3(4): 99–107.
Dewan Ketahanan Pangan. (2009). Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006 – 2009. Gizi Dan Pangan, 1(1), 57–63.
Penulis:
Dr. Ine Maulina, S.Pi., MT
Researcher and Lecturer in Fisheries Socio-Economic, Faculty of Fisheries and Marine Science (FPIK) Universitas Padjadjaran