BERITA  

Pemkab Pangandaran Siapkan Asuransi Bagi Penderes

SEPUTARPANGANDARAN.COM Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu penghasil gula kelapa dengan kualitas super dan ada puluhan ribu warga yang bekerja menjadi penderes atau penyadap nira kelapa.

Setiap hari mereka naik turun pohon kelapa untuk mengambil sadapan kemudian mengolahnya menjadi gula kelapa. Pekerjaan dengan resiko kecelakaan cukup tinggi.

Aktifitas naik turun pohon kelapa yang cukup tinggi itu tak jarang menimbulkan kecelakaan bahkan sampai kehilangan nyawa akibat terjatuh dari pohon kelapa.

“Kemarin sempat kunjungan ke Kecamatan Cimerak yang merupakan wilayah sentra penghasil gula kelapa. Saya mendengar ada harapan yang disuarakan oleh para penderes nira kelapa, salah satunya mengenai jaminan keselamatan kerja. Akhirnya saya terpikirkan untuk memberikan asuransi keselamatan kerja bagi mereka,” kata Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Rabu (8/7/2020).

Jeje mengatakan jika nelayan saja bisa mendapatkan asuransi, maka penderes kelapa pun bisa. “Pada APBD Perubahan 2020 ini akan kami alokasikan anggaran untuk asuransi penderes kelapa. Minimal tahun ini untuk wilayah sentra penghasil seperti Kecamatan Cimerak,” kata Jeje.

Baca juga:  Diduga petugas PLN Gadungan, Tega Curi Uang di Rumah Lansia

Dengan program itu diharapkan para perajin gula kelapa di Pangandaran memiliki jaminan keselamatan kerja. Sehingga jika terjadi hal yang tak diinginkan mereka bisa mendapatkan santunan yang layak.

Dia memiliki hitungan kasar jika premi asuransi Rp 100 ribu dan jumlah perajin kelapa ada 20 ribu orang, butuh anggaran sekitar Rp 2 miliar.

“Jumlah yang wajar untuk sebuah bantuan bagi salah satu sektor penopang perekonomian masyarakat Pangandaran,” kata Jeje.

Menurut Jeje kegiatan usaha gula kelapa menjadi salah satu sektor penopang perekonomian masyarakat yang tahan banting. Terbukti saat pandemi COVID-19 pun, aktifitas usaha gula kelapa tak terpengaruh.

“Gula kelapa Pangandaran selama ini dikenal memiliki kualitas baik. Hasil produksinya disalurkan kepada beberapa pabrik kecap besar,” kata Jeje.

Ketua Asosiasi Gula Kelapa Priangan, Joe Irwan mengatakan kapasitas produksi gula kelapa di Pangandaran mencapai 150 ton/hari, sementara ceruk pasar butuh 350 ton/hari.

“Peluangnya masih terbuka, namun trend produksi cenderung menurun. Ada beberapa persoalan yang kami hadapi. Diantaranya regenerasi perajin gula yang kurang berjalan. Usia pohon kelapa yang sudah tua serta perawatan yang kurang baik membuat produksi menurun,” kata Joe.

Baca juga:  Anak Muda Pangandaran Harus Mampu Gali Potensi Lokal

Mengenai rencana pemberian asuransi bagi penderes gula, Joe mengaku menyambut baik. Karena selama ini jika terjadi kecelakaan yang dialami penderes, santunan yang diberikan kurang maksimal.

“Kalau ada kecelakaan selama ini sifatnya hanya santunan sukarela dari para pengepul maupun dari asosiasi. Jika kemudian Pemkab mau memberi bantuan asuransi, tentu kami mengapresiasi,” kata Joe.

Perajin gula kelapa menurut Joe adalah ekonomi non formal berskala kecil namun ketika jumlahnya belasan ribu, justru akan menjadi kekuatan ekonomi yang sangat besar.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *