MerahPutih.com – Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed di Desa Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, masih bermasalah.
Terdapat subkontraktor pembangunan yang belum sepenuhnya memperoleh hak atas jasa konstruksi. Salah satu subkontraktornya adalah warga Solo, Ahmad Mustaqim, yang merupakan subkontraktor PT Galang Insan Nusantara.
Baca juga
Pasar Grinding dan Ngemplak akan menjadi pusat oleh-oleh Masjid Sheikh Zayed
Ahmad mengatakan awal permasalahan ini adalah ketika PT Galang Insan Nusantara menjadi bagian dari subkontraktor pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed, PT Waskita Karya.
“Makanya, awalnya saya pasang iklan online di OLX. Tak lama kemudian, PT Galang Insan Nusantara menawarkan untuk membangun Masjid Sheikh Zayed,” kata Ahmad, Rabu (6/7).
Ia mengaku bekerja mulai Oktober 2022. Saat itu, para pelaksana proyek sedang menyelesaikan pembangunan masjid menjelang peresmian masjid yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), 14 November 2022.
“Saya mendapat pekerjaan untuk pegangan tangga menara, pegangan tangan bunga kawung dan pemasangan rambu,” katanya.
Ia mengaku mengurus pembelian material, pengerjaan proyek, hingga penyelesaian pengerjaan sebelum peresmian. Pekerjaan selesai tepat waktu.
Baca juga
Wisata Tamasya ke Masjid Tembus Zayed Ground 310.000 Orang
Meski selesai sesuai jadwal, kata dia, masih akan ada revisi pekerjaan dari Desember 2022 hingga Februari 2023. Namun, setelah itu diduga tidak ada pembayaran penuh.
“Saya coba menagih, selama ini belum ada pembayaran biaya pengerjaan. Di sisi lain, saya juga ditagih oleh penyedia jasa yang membantu saya”, ujarnya.
Ia mengaku hingga saat ini ada tiga kepala bengkel yang masih bekerja sama dengannya. Dalam proyek ini, Ahmad melibatkan total enam bengkel las yang masing-masing bengkel las melibatkan lima hingga enam pekerja.
“Pemilik bengkel yang menjadi rekanan saya juga kesulitan membayar para pekerja”, keluhnya.
Ia juga membelanjakan pembelian material senilai Rp. 18 juta untuk Masjid Sheikh Zayed. Namun, hanya Rp. 8 juta dibayar. Ia menitipkan hutang ke toko sekitar Rp. 10 juta
Menurut Ahmad, ada tiga orang lainnya yang diduga memiliki pengalaman serupa dengan PT Galang Insan Nusantara, masing-masing warga Palur, Kabupaten Rembang, dan Yogyakarta. Total piutang Ahmad dari warga Yogyakarta dan PT Galang Insan Nusantara sekitar Rp 150 juta.
“Saya tidak mendapat tanggapan setiap mengirim pesan WhatsApp untuk tagihan. Saya juga sudah mengadu ke Balai Kota Solo. Saya harap dibayar,” katanya.
Perwakilan PT Galang Insan Nusantara, Uko mengaku sudah menyerahkan masalah ini ke kuasa hukum perusahaan.
“Saya sudah menyerahkan masalah ini ke pengacara yang tepat,” katanya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca juga
Musim haji, Masjid Zayed Solo dikunjungi 30.000 orang tembus pandang setiap hari