SEPUTARPANGANDARAN.COM – Menetap di titik pertemuan sungai Cikidang dan air pasang perairan laut timur Pangandaran, sudah biasa melahirkan was-was bagi warga Desa Babakan, Pananjung, Wonoharjo dan Purbahayu, Kecamatan Pangandaran.
Setiap tahun, kala musim hujan, banjir pun datang. Merendam jalan hingga masuk ke rumah warga.
Sudah lama pemukiman warga menjadi langganan banjir dari luapan Sungai Cikidang. Tahun demi tahun ketinggian air terus bertambah. Dua tahun terakhir ketinggian banjir bahkan lebih dari dua meter.
Bagi warga Babakan banjir rutin adalah cerita yang terus berulang. Surip salah seorang warga mengatakan setiap tahun keluarganya kala banjir datang dipastikan pergi mengungsi. “Bapak biasa tinggal jaga di rumah, istri sama menantu dan cucu pergi ke seberang jalan raya, mengungsi. Sudah biasa lihat air masuk hingga lemari,” kata Surip.
Lelaki yang sehari-hari menjadi petani ini mengatakan banjir terparah terjadi pada 2018 silam.
Menurutnya, sampai seminggu keluarganya harus mengungsi, bah merangsek ke pemukiman lebih tinggi dari biasanya. “Biasanya, cuma sampai kolong ranjang, waktu itu bahkan naik ke ranjang,” tutur dia.
Banjir terjadi lagi pada November 2019. Akibat hujan yang terus mengguyur wilayah Pangandaran dan sekitarnya selama dua hari berturut-turut, debit air sungai Cikidang naik dan meluap ke pemukiman warga.
Warga lainnya, Nani, mengakui jika banjir yang mengenangi rumahnya ini berasal dari luapan sungai Cikidang.
Nani menyebut, ketinggian debit air yang masuk ke dalam rumah mencapai 50 sentimer.
“Karena hujan yang mengguyur selama dua hari ini, air dari sungai Cikidang meluap dan membanjiri sejumlah rumah warga,” ujarnya.
Kata dia, akibat banjir tersebut, air masuk sampai kedalam rumah dan membasahi hampir semua isi rumah.
Normalisasi Sungai Cikidang
Kalau urusan banjir, Undang Herdi mungkin menjadi kepala desa paling repot di Kecamatan Pangandaran.
Hampir setiap tahun, pihaknya berjibaku dengan kondisi banjir yang rutin merendam permukiman warga, terutama di Dusun Bojongsari.
“ Warga memang sudah biasa dengan banjir, tapi tentu kami berharap banjir tidak lagi datang,” ucap Undang
Baik Undang dan warga sama-sama berharap upaya untuk mengendalikan banjir terus dilakukan Pemerintah Pusat, Pemda Provinsi Jabar, dan Pemerintah Kabupaten Pangandaran.
Kini, mimpi warga yang ingin bebas banjir perlahan mulai menjadi kenyataan.
Normalisasi Sungai Cikidang, dengan melakukan pengerukan dan pelebaran bibir sungai, yang dilakukan Pemerintah mulai efektif mengendalikan banjir.
Normalisasi Sungai Cikidang, terbukti efektif mengendalikan aliran air di Desa Babakan tahun ini.
Undang mengatakan, setelah dilakukan normalisasi Sungai Cikidang, air hujan yang turun cepat surut.
“Kemarin di sini banjir. Air sampai masuk hingga diatas ranjang. Tapi sekarang banjir tak terjadi lagi, air cepat surut mengalir ke laut,” katanya. (*)