Indeks

Nodai Kuil Bersejarah Jepang, Remaja Kanada Berurusan dengan Polisi

TIDAK hanya di Bali, ada juga turis hooligan di Jepang. Seorang warga negara Kanada berusia 17 tahun diduga mengukir namanya di tiang kayu di sebuah kuil yang terdaftar di UNESCO di kota Nara.

Tindakan bingung remaja itu dianggap sebagai penodaan kuil bersejarah Jepang. Polisi kemudian membawanya untuk diinterogasi.

Polisi setempat melaporkan bahwa remaja yang diduga menjadi perusak itu melakukannya di kompleks kuil Toshodaiji Kondo yang berusia seabad pada sore hari tanggal 7 Juli 2023.

“Di sisi barat daya Toshodaiji Kondo, ada tiang kayu yang menopang atap. Di tiang samping kayu setinggi 170 cm, anak laki-laki itu mengukir ‘Julian’,” kata seorang polisi. edisi.cnn.com (10/7).

Pejabat itu mengatakan seorang turis Jepang melihat remaja itu menghancurkan pilar dan menyuruhnya berhenti sebelum memberi tahu petugas kuil.

Segera setelah itu, staf kuil memberi tahu polisi terdekat tentang kejadian tersebut dan remaja tersebut dibawa untuk diinterogasi keesokan harinya.

Baca juga:

Cegah vandalisme, Jalan Sudirman direvitalisasi dengan mural

Selain arsitektur bersejarah, terdapat Taman Nara yang terkenal, rumah bagi lebih dari 1.000 rusa suci. (Foto: Pixabay/Karasu Chan)

“Bocah itu mengakui tindakannya dan mengatakan bahwa itu tidak dilakukan dengan niat merusak budaya Jepang. Dia sekarang bersama orang tuanya, yang bersamanya saat insiden itu terjadi,” kata pejabat tersebut.

Pejabat itu menambahkan bahwa polisi akan terus menyelidiki. Jika diketahui anak di bawah umur melanggar UU Perlindungan Cagar Budaya, maka akan diteruskan ke kejaksaan. Namun, dia tidak akan dihentikan.

Monumen bersejarah

Toshodaiji Kondo, dibangun pada abad ke-8, adalah salah satu dari delapan situs yang membentuk Monumen Bersejarah Kota Tua Nara, yang ditorehkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1998.

“Kuil Buddha, kuil Shinto, dan reruntuhan Istana Kekaisaran yang megah memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan di ibu kota Jepang pada abad kedelapan, periode perubahan politik dan budaya yang mendalam,” bunyi prasasti UNESCO tersebut.

Prasasti mencatat bahwa situs-situs ini merupakan bukti luar biasa untuk evolusi arsitektur dan seni Jepang. Ini juga dengan jelas menggambarkan periode kritis dalam perkembangan budaya dan politik Jepang, ketika Nara menjadi ibu kota dari tahun 710 hingga 784.

Hanya 45 menit dengan kereta api di selatan Kyoto, Nara adalah tujuan populer bagi wisatawan internasional dan domestik. Selain arsitektur bersejarah, pengunjung dapat menikmati Taman Nara yang terkenal, yang menjadi rumah bagi lebih dari 1.000 rusa suci yang bebas berkeliaran.

Baca juga:

Tentang ‘VANDAL’ dan Arti Bertahan Hidup Menurut Joe Million

Vandalisme ini muncul setelah kejadian serupa di Colosseum berusia 2.000 tahun di Roma. (Foto: Wikimedia Commons)

turis nakal

Perilaku wisatawan nakal akhir-akhir ini menjadi fenomena di dunia pariwisata. Insiden vandalisme juga melanda situs bersejarah paling terkenal di dunia, Coliseum Romawi berusia 2.000 tahun.

Pada akhir Juni, seorang pria difilmkan tampaknya mengukir “Ivan + Hayley 23” di properti bersejarah itu. Dia tersenyum saat menyadari kamera itu tertuju padanya.

“Wisatawan itu, setelah teridentifikasi, mengirimkan surat permintaan maaf kepada kejaksaan setempat,” kata pengacaranya, Alexandro Maria Tirelli.

“Saya mengaku dengan sangat malu bahwa saya menyesal dan baru kemudian saya mengetahui betapa bersejarahnya monumen ini,” tulis tersangka dalam suratnya kepada jaksa. (aru)

Baca juga:

Menteri PUPR ingatkan Pasoepati jangan merusak Stadion Manahan



Source link

Exit mobile version