PARIGI – Supriatna (27) warga Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, akhirnya dibebaskan, setelah meminta maaf atas ujaran kebencian yang ditujukan kepada dokter, perawat dan bidan, Jumat (29/01/2021).
Sebelumnya pelaku yang berprofesi sebagai seniman penabuh gendang ini, dilaporkan tenaga kesehatan Di Kabupaten Pangandaran setelah pelaku menulis status di Whatsapp yang menghujat pemerintah, khususnya tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan) pada Senin 25 Januari 2021 sekitar pukul 17.47 WIB. Diapun terancam Undang-undang ITE.
Pelakupun menyampaikan permohonan maaf secara tertulis dan dibacakan di depan semua pihak yang hadir di Mapolsek Parigi.
Selama proses tersebut, pelaku didampingi Kelompok Seniman Pangandaran dan Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran.
Baca juga : Sebar Ujaran Kebencian di Medsos, Pria di Pangandaran Terancam UU ITE
Berikut poin pernyataan permintaan pelaku yang dibacakan :
1. Saya mengakui perbuatan yang telah saya lakukan tersebut salah dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa ataupun saya tidak akan melanggar hukum.
2. Saya meminta maaf kepada semua yang berprofesi sebagai dokter, perawat, dan bidan di Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya wilayah Pangandaran.
3. Apabila saya mengulangi perbuatan tersebut diatas maka saya siap untuk di ajukan perkaranya sebagaimana hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Saya tidak akan dendam kepada pelapor dan atau kepada pihak lain atas terjadinya permasalahan tersebut.
5. Saya sanggup dan bersedia menghadap kembali apabila sewaktu-waktu saya di butuhkan oleh penyidik untuk melakukan penyidikan lebih lanjut dan atau oleh pihak kejaksaan Negeri maupun Pengadilan Negeri Ciamis di Persidangan.
6. Saya sanggup menerima sanksi hukum yang berlaku di negara Kesatuan Republik Indonesia apabila point-point tersebut diatas tidak saya indahkan.
Aceng Hasyim selaku Kepala Bidang Kebudayaan, yang menaungi kelompok seniman Pangandaran, berharap peristiwa serupa tidak dilakukan oleh siapapun.
“Mudah-mudahan semua pihak berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial. Meskipun kita kecewa, atau benci, harus bisa menahan emosi” kata Aceng.***