SEPUTARPANGANDARAN.COM – Hasil retribusi dari sektor perikanan di Kabupaten Pangandaran pada tahun 2019 mencapai Rp2,7 miliar. Angka tersebut melebihi target yang telah ditetapkan pemerintah daerah sebesar Rp2,6 miliar.
Dari capaian tersebut, KUD Minasari Pangandaran, menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar disektor perikanan senilai Rp1,25 miliar.
Ketua KUD Minasari Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, pada tahun 2019 hasil tangkapan nelayan Pangandaran senilai Rp35,7 miliar. Menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp39 miliar lebih.
Jeje mengaku, di tahun 2019 hasil tangkapan nelayan Pangandaran merosot hingga menyentuh angka Rp5 miliar lantaran ada beberapa langkah yang kurang sesuai.
“Di antaranya ada nelayan yang pulang melaut itu sekitar jam 23.00 WIB, sedangkan tempat pelelangan ikan sudah tutup. Akhirnya, para nelayan menjualnya keluar,” kata Jeje yang saat ini juga menjadi Bupati Pangandaran, dalam acara rapat anggota tahunan KUD Minasari, di Pangandaran, Sabtu (15/2/2020).
Padahal lanjut Dia, nilainya cukup besar. Seperti bawal putih yang mencapai Rp2 miliar. Kemudian udang rebon yang nilainya hampir Rp1 miliar juga tidak masuk karena tidak musim.
Maka dari itu, kata Jeje, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk mengetahui permasalahan yang mengakibatkan hasil tangkapan anjlok.
Bahkan, persoalan kapal luar yang mencari ikan di perairan Pangandaran dan bersandar di Pelabuhan Cikidang, pihaknya baru mengetahui akhir-akhir pekan ini.
“Jadi mereka itu tidak menjual hasil tangkapannya di tempat pelelangan ikan disini. Sisa hasil usaha (SHU) juga turun sekitar Rp30 juta, karena persoalan tadi itu,” ujarnya.
Jeje menegaskan, pihaknya akan terus mendorong KUD Mina se kabupaten untuk berinovasi dengan menambah unit usaha lainnya.
Sebab, kata Jeje, jika mengandalkan jasa dari pelelangan saja hasilnya kecil.
Selain itu, pihaknya memberikan izin kerjasama dengan toko modern asal bekerjasama dengan koperasi.
“Tentunya dengan beberapa pertimbangan agar tidak mematikan usaha kecil dan pasar tradisional,” tegasnya.
Jeje mencontohkan, saat ini KUD Minasari telah membuka Minamart dengan memanfaatkan gedung kantor yang tidak produktif.
Alhasil, KUD Minasari sudah bisa memberikan keuntungan sekitar Rp200 juta/tahun.
KUD Minasari bisa besar lantaran usahanya banyak, termasuk Rumah Makan Minasari yang terus dilakukan pembenahan dan sekarang makin besar pendapatannya.
“Kami juga tak lepas dari kejasama dengan biro-biro trevel supaya ada terus pengunjungnya,” tuturnya.
Sementara, Menager Umum KUD Minasari Pangandaran Hamdan menyampaikan, pihaknya akan terus menggenjot serta memberdayakan usaha-usaha produktif yang ada di koperasi dan fokus pada ekonomi berbasis kolektif.
Jika sebuah koperasi ingin maju dan berkembang, kata Hamdan, maka harus dipegang dan dikendalikan oleh orang yang memang memiliki ideologi ekonomi kolektif.
“Sebaliknya kalau koperasi dikendalikan orang yang memiliki kepentingan ekonomi tinggi, jangan harap koperasi itu berumur panjang, yang ada bakal hancur,” sebutnya. (*)