INOVASI Teknologi 5G canggih akan secara komprehensif memenuhi kebutuhan digital pasar konsumen dan industri yang terus berkembang. Untuk mengoptimalkan potensi mewujudkan dividen digital, diperlukan upaya kolaboratif untuk menciptakan nilai baru dari pengembangan teknologi 5G yang berkelanjutan.
Masa depan ada di era digital. Banyak skenario bisnis baru untuk orang, perusahaan, dan kendaraan, yang membawa pengalaman baru. Pada saat yang sama, situasi ini membutuhkan kemampuan jaringan yang lebih besar.
“Peningkatan fitur jaringan seperti kecepatan downlink Kecepatan 10Gbps uplink 1 Gbps dan 100 miliar koneksi IoT (Internet untuk segala-merah.)menciptakan ruang pasar yang luas dalam 5.5G untuk operator,” kata Li Peng, Wakil Presiden Senior dan Presiden Carrier BG Huawei dalam pidatonya, “Menciptakan Nilai Baru dengan 5G untuk Membuka Dividen Digital)” di Mobile World Congress (MWC) Shanghai 2023 , (6/7).
Li Peng membahas bagaimana 5G memimpin pengembangan industri digital dan memungkinkan atau fasilitator untuk digitalisasi di semua sektor industri.
“Konektivitas 5G terbukti mampu mengoptimalkan perolehan dividen digital di beberapa bidang kehidupan, mulai dari pengguna atau dari pengguna kepada pemain utama di sektor ini,” kata Li, menurut pernyataan resmi yang dikirim ke merahputih. dengan.
Li memecahnya menjadi empat area sumber dividen digital. Pertama, menghubungkan individu dengan individu. Hal ini berdampak pada kebutuhan akan pengalaman baru yang meningkat lalu lintas.
Baca juga:
Huawei akan meluncurkan perangkat 5.5G pada tahun 2024
Saat ini, ada lebih dari 1,2 miliar pengguna 5G di seluruh dunia. Li menjelaskan bahwa tuntutan akan pengalaman terbaik dari jumlah pengguna yang sangat banyak telah memacu pengembangan konten dan aplikasi inovatif, serta pembangunan jaringan 5G yang mampu menghadirkan kecepatan 10 Gbps.
Kehadiran berbagai aplikasi dan konten tersebut akan meningkatkan lalu lintas data hingga 10 kali lipat. Misalnya, konten 3D yang dapat dinikmati tanpa kacamata menghasilkan lalu lintas tiga hingga 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan lalu lintas yang dihasilkan oleh video 2D.
Pengguna Panggilan Baru dapat menghasilkan lebih dari 1 GB data dalam seminggu, sedangkan pengguna telepon awan dapat menghasilkan jumlah data yang sama hanya dalam satu hari.
Spektrum 5G juga akan memainkan peran penting dalam mencapai pengalaman pengguna terbaik. Li mengatakan industri membutuhkan akses ke pita frekuensi baru, termasuk pita 6GHz dan mmWave, serta spektrum di bawah 100GHz untuk Radio Baru 5G.
Fenomena kedua adalah koneksi dari rumah ke rumah, yang memungkinkan untuk menyediakan ruang yang sangat luas untuk smart living.
Di segmen pasar konsumen, meningkatnya permintaan akan pengalaman baru ditanggapi dengan ledakan konten dan inovasi aplikasi seperti konten 3D bebas kacamata, manajemen rumah pintar, dan sistem cerdas yang mencakup seluruh rumah.
Kondisi ini mendorong operator untuk meng-upgrade jaringan rumah untuk berproduksi bandwidth 10 Gpbs serta jalur pribadi.
Baca juga:
Rekayasa teknologi 5.5G menciptakan nilai baru
Fenomena ketiga menyangkut bagaimana menghubungkan industri dan mesin yang dapat menciptakan pasar senilai triliunan rupiah.
Sejak komersialisasi 5G dimulai empat tahun lalu, lebih dari 17.000 jaringan 5G swasta telah dibangun secara global. Jaringan 5G dengan cakupan yang begitu luas mendorong digitalisasi dengan kecepatan sangat tinggi di bidang manufaktur, pelabuhan, pertambangan, minyak dan gas, serta perawatan kesehatan.
Jaringan juga menghasilkan manfaat ekonomi yang nyata bagi pengadopsi pertama kali. Seiring semakin meluasnya digitalisasi industri, semakin banyak perusahaan yang akan mengintegrasikan teknologi digital ke dalam proses produksi mereka. Mereka akan membutuhkan sumber daya jaringan yang lebih canggih.
Fenomena terakhir adalah vehicle-to-vehicle connection yang membuka jalur baru bagi para pelaku bisnis ICT (technology, information and communication). Li menyinggung topik yang sedang populer saat ini, yaitu kendaraan otonom atau tak berawak.
Penelitian dan pengembangan di bidang kendaraan yang terhubung (kendaraan yang terhubung) DAN Internet Kendaraan (IoV) terus mencapai titik terobosan baru. Layanan TIK memainkan peran penting dalam pengembangan kendaraan yang terhubung cerdas, Vehicle to Everything (V2X) dan intelijen terhubung (kecerdasan yang terhubung).
Teknologi 5.5G membantu mobil lebih memahami sekelilingnya. IoV dengan kemampuan deteksi lanjutan adalah komponen inti dari sistem lampu lalu lintas cerdas, navigasi hari hujan atau berkabut, deteksi di luar jarak pandang, dan banyak hal lainnya.
Kendaraan otonom Tier 4 diperkirakan akan memasuki pasar komersial pada tahun 2025. Oleh karena itu, menurut Li, dibutuhkan daya komputasi dan jaringan yang besar dan bertenaga.
Mobil self-driving bisa melakukan ratusan terabyte data dalam sehari dan perlu mengunggah sekitar satu terabyte data ke awan untuk mendukung pelatihan model AI dan pembaruan algoritme.
Operator internet yang bermitra dengan industri kendaraan otonom akan memenuhi permintaan daya komputasi awan dan komputasi cerdas waktu sebenarnya. Ia menegaskan, pasar konektivitas dan komputasi dapat menjadi lahan bisnis yang menjanjikan bagi para operator internet. (kna)
Baca juga:
Samsung Indonesia akhirnya memperkenalkan warna navy blue untuk Galaxy S21 FE 5G