MerahPutih.com – Keraton Kasunanan Surakarta mempertahankan tradisi merayakan malam Ramadhan atau malam ke-21 Ramadhan, Selasa malam (4/11).
Tradisi budaya upacara adat tetap dipertahankan dengan kirab lampu ting dan pembagian tumpeng sewu kepada warga desa. Karnaval Malam Ramadhan Selikuran digelar dua kali, yakni oleh Instituto do Conselho Tradicional (LDA) dan oleh PB XIII.
Baca juga
Ribuan warga antre untuk membeli sembako di Masjid Agung Surakarta
pemantauan MerahPutih.comKarnaval ringan dimulai pertama di PB XIII dengan rute Sitingkil, Alun-alun Utara, Jalan Slamet Riyadi hingga tiba di Sriwedari mulai pukul 20:15 WIB.
Mereka membawa lampu berlogo Keraton Surakarta dan tulisan Allah. Rombongan karnaval berjalan kaki dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung Keraton Surakarta.
Dalam perjalanannya, kiai dari Keraton Surakarta membacakan sholawat diiringi hadrah. Rombongan terakhir membawa 1.000 tumpeng.
Rombongan kirab membawa 1.000 tumpeng ke Sriwedari untuk didoakan. Setelah itu, 1.000 tumpeng dibagikan kepada warga.
Baca juga
Revitalisasi Keraton Surakarta dimulai dari Gapura Gladak hingga Alun-alun Kidul
Sementara itu, prosesi menuju kamp LDA diawali dengan Kari Ginekologi di sekitar Desa Baluwarti dan diakhiri di Masjid Raya dengan membagikan 1.000 tumpeng.
Presiden Lembaga Dewan Adat (LDA), Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau Gusti Moeng mengaku tidak masalah jika karnaval malam Ramadhan Selikuran digelar dalam dua sesi.
“Malam Lailatul Qadar atau 10 hari terakhir Ramadan kita sambut dengan perayaan malam Ramadan. Semoga ibadah kita diterima dan kita bisa menjalani malam Lailatul Qadar,” kata Gusti Moeng, Selasa (4/4). /11).
Dikatakannya, sebagai umat Islam tentu ingin mendapatkan Lailatul Qadar. Untuk rute mengitari tembok Keraton Baluwarti, berdoalah. Sebanyak 1.000 tumpeng dibagikan di Masjid Raya.
“Kita komunikasikan dengan PB XIII agar acara bisa digabung. Kalau ada dua sesi tidak masalah, yang penting semoga semua tujuan baik”, pungkasnya. (Ismail/JavaCentral).
Baca juga
Tim Advokasi Disabilitas Serukan Penambahan Infrastruktur Akses Difabel di Keraton Surakarta