Indeks

Kimo Stamboel Ungkap Fakta Menarik Serial ‘Teluh Darah’

SEJAK dirilis februari lalu, cerita bersambung genangan darah membuat penonton penasaran dengan episode terbaru setiap minggunya. Dengan plot yang menyimpan misteri dan terus memberikan teror lewat adegan-adegan mistis dan emosional, publik diajak untuk menebak siapa dalang teror yang dialami keluarga Wulan dan Esa.

Memasuki episode terakhir, konflik yang hadir semakin mencekam. Namun, dibalik cerita mistis dan horor yang dihadirkan, banyak fakta menarik yang terjadi selama syuting yang diungkap oleh sutradara Kimo Stamboel. Berikut revisinya, sebagaimana dirangkum dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Kamis (27/4).

Baca juga:

Dibintangi Deva Mahenra dan Mikha Tambayong, ‘Blood Tears’ Siap Menghebohkan Penonton

Pemain berlatih fisik dan bahasa khusus Osing. (Foto: Disney Hotstar Indonesia)

Syuting dengan larva asli

Serial ini biasanya menampilkan belatung dalam berbagai adegan sebagai bentuk horor telung. Ternyata sang sutradara juga menggunakan cacing asli saat syuting bersama para pemerannya. Kimo Stamboel berkata,

“Pemain seperti Micah, Deva, dan lainnya berani syuting dengan larva sungguhan. Mereka santai dan ingin berakting menatap langsung ke binatang itu,” kata Kimo.

Libatkan penasihat spiritual untuk menghadirkan teror nyata

Kimo Stamboel bekerja sama dengan seorang penasihat spiritual untuk menceritakan kisah-kisah horor yang sering terjadi di kehidupan nyata, sehingga serial ini benar-benar menghadirkan kisah-kisah horor yang benar-benar terjadi.

“Konsultan spiritual menceritakan pengalamannya terkait masa lalu, apa yang terjadi dan bagaimana prosesnya mempengaruhi orang lain. Kami memasukkan semua itu ke dalam penulisan naskah, ”kata Kimo.

Baca juga:

Serial pendek ‘Friends for Life and Death’ memadukan unsur horor dan komedi

Adegan favorit Kimo Stamboel. (Foto: Disney Hotstar Indonesia)

Melakukan latihan fisik dan bahasa khusus

Banyak adegan fisik yang cukup kejam. Pemain seperti Mikha Tambayong, Deva Mahenra dan Justin Adiwinata menjalani latihan khusus untuk melakukan adegan fisik.

Lebih lanjut, Kimo Stamboel juga mengungkapkan bahwa para pemeran juga melakukan latihan dialog khusus dengan bahasa Osing, untuk memperkuat sisi otentik mereka saat memerankan adegan masa lalu yang berlatar di Banyuwangi 1998.

Suasana syuting yang menyenangkan

Kisah-kisah yang dihadirkan Teluhblood membuat seri ini terasa seram, berat dan sangat serius. Bahkan, Kimo Stamboel mengaku suasana syuting benar-benar terasa menyenangkan, seru dan banyak canda tawa di lokasi syuting. Namun, begitu syuting dimulai, para pemain dan kru dapat kembali serius dan fokus pada peran mereka masing-masing.

Adegan favorit Kimo Stamboel

Sutradara mengungkapkan adegan paling favorit dan sulit dari serial 10 episode ini. Menurutnya, adegan favoritnya adalah makan malam bersama tiga keluarga Wulan karena bisa menampilkan kehangatan keluarga dengan indah dan natural.

“Kami harus syuting tengah malam sebelum matahari terbit, dengan berbagai properti dan alat berat yang kami bawa untuk keperluan syuting, dan jembatannya juga sangat kecil, jadi selama syuting selalu menjadi perhatian. Tapi untungnya semuanya berjalan lancar”, pungkas Kimo. (Dia)


Baca juga:

Sinopsis ‘Teluhblood’ Bikin Merinding



Source link

Exit mobile version