TAMPILAN modern etnik langsung terpancar begitu sekuen pertama karya desainer Priyo Oktaviano muncul pada koleksi Jalinan Lungsi Pakan Cita Tenun Indonesia di Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) 2023.
Melalui koleksi bertajuk Sasak, Priyo mengkreasikan tenun motif hasil pelatihan CTI dari sejumlah desa pengrajin tenun di Lombok, NTT, berubah jadi elegan apalagi ditambah sentuhan perhiasan baik di busana maupun aksesoris.
Baca juga:
Lakon Store Gambarkan Jakarta Melalui Koleksinya di JF3 Fashion Festival
Penambahan perhiasan bertalian erat dengan tema Sasak pada koleksi tersebut, sebab menurut Priyo, dalam kitab Nagarakrtagama terdapat kalimat Lombok Sasak Mirah Adi bermakna orang Lombok memiliki hati lurus untuk dijadikan permata kejayaan.
“Simbol ‘permata kejayaan’ tercermin lewat detail kristal dan mutiara perak bergabung dengan kain linen dan tafeta berteknik potong lurus dan siluet volume,” kata mantan desainer rumah mode Balenciaga di bawah arahan Nicolas Ghesquière, direktur kreatif eksperimental nan sekarang bekerja untuk Louis Vuitton.
Selanjutnya, Ria Miranda memamerkan koleksinya dengan tajuk Lora. Koleksi berjudul Lora, menurut Ria Miranda, terinspirasi dari proses asimilasi dan akulturasi budaya Tenun dari seorang mantan tentara Jepang kepada penduduk Garut. “Lora berasal dari istilah dalam bahasa Inggris Lore memiliki arti kumpulan tradisi dan pengetahuan tentang suatu subjek turun-temurun secara lisan,” katanya.
Baca juga:
Bonge, dari Citayam Fashion Week Pindah ke JF3
Ria Miranda menggunakan tenun karya pengrajin hasil pelatihan CTI di daerah Garut dan Majalaya provinsi Jawa Barat, Hendar Rogesta. Tenun Hem Garut rona gelap dengan aksen geometris disilangkan dengan berbagai elemen khas label RiaMiranda sebagai lambang proses adaptasi sang mantan tentara Jepang pada kebudayaan sekitar.
Material satin, renda, manik dan mutiara dalam siluet A-line ditambah aksen kerut dan serut dijahit dalam permainan struktur dan teknik potong menjadikan koleksi RiaMiranda Signature tampil modern, edgy, namun tetap elok.
Sejurus berselang, Amot Syamsuri Muda menerjemahkan fenomena coffee culture menjadi sebuah koleksi Resort 2023 bertajuk “Hidden Gems”. Barisan busana pria berpotongan oversized dan bergaya santai itu sarat kesan urban khas label AMOTSYAMSURIMUDA.
Pada koleksi tersebut, Amot Syamsuri Muda menggunakan tenunan Basori hasil pelatihan CTI di Jawa Tengah. Tenunan bercorak geometri itu dipadankan dengan material denim dan motif garis dan kotak sehingga menghasilkan sebuah koleksi bernapas urban, segar, dan chic. Setelahnya, muncul koleksi Yogie Pratama, kemudian disambung hasil rancangan Didi Budiharjo bertajuk Ewako.
Ewako jadi tema usungan desainer Didi Budiharjo pada Jalinan Lungsi Pakan 2023. Tema itu tercuplik dari istilah paling populer di telinga masyarakat Sulawesi Selatan sebagai ungkapan penyemangat.
Koleksi Ewako, menurut Didi Budiharjo, diharapkan dapat menjadi sumber semangat para pengrajin tenun di Wajo untuk terus berkarya dan meningkatkan mutu kain Tenun. Didi Budiardjo berharap presentasinya dapat menjadi saluran promosi Tenun Wajo agar bisa diterima masyarakat luas, sehingga dapat memperbaiki taraf ekonomi pengrajin Tenun Wajo. (*)
Baca juga:
JF3 Fashion Village Usung Lokal Lebih Vokal