Indeks

Indonesia-Jepang Jalin Kerja Sama Kembangkan Industri Otomotif

KabarOto.com – Pemerintah Indonesia dan Jepang bekerja sama untuk mengembangkan industri otomotif. Salah satunya adalah elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar dengan Carbon Neutrality (NC), termasuk biofuel.

“Kolaborasi tersebut salah satunya dilakukan melalui dialog mengenai kebijakan industri otomotif, khususnya terkait upaya penurunan emisi”, kata Dirjen Kementerian Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Taufiek Bawazier, dalam keterangannya, Senin (27/2). .

Baca juga: Kemenperin gabungkan IKM komponen logam ke manufaktur mobil

Taufiek memaparkan gambaran industri otomotif Indonesia, serta strategi dan kebijakan pengembangan Electric Vehicles (EV) atau kendaraan listrik di Indonesia, antara lain roadmap pengembangan EV, ekosistem EV dan investasi industri baterai di Indonesia di The Dialog Otomotif Indonesia-Jepang ke-4 di Jakarta.

“Sebagai salah satu negara dengan industri otomotif terbaik di dunia, kami yakin kerja sama dengan Jepang dapat mendukung upaya pencapaian netralitas karbon,” ujar Taufiek.

Direktur Jenderal Sekretariat Kementerian Kebijakan Perdagangan (Biro Industri Manufaktur), Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Fujimoto Takeshi menjelaskan, kebijakan terbaru Jepang untuk Carbon Neutrality (CN) antara lain promosi bahan bakar elektrifikasi, hidrogen dan karbon-netral.

Sementara itu, Director of International Commercial Policy for Automobile METI, Mr. Hirofumi Oima mengatakan, saat ini telah terjalin program kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar CN, termasuk biofuel.

Ilustrasi mobil siap ekspor (KabarOto)

Ketua Kelompok Pakar Asia Asosiasi Pabrikan Otomotif Jepang (JAMA), Tn. Enomoto Masato menyampaikan kontribusi pabrikan mobil Jepang di Indonesia dan mengusulkan program kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam mempelajari Multi-Path Approach untuk mencapai nol emisi di Indonesia.

Dialog otomotif Indonesia-Jepang juga diikuti oleh berbagai kementerian, lembaga, dan asosiasi Indonesia dan Jepang, antara lain Kementerian Perhubungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), PT Pertamina dan Gabungan Pengusaha Bahan Bakar Nabati Produsen (APROBI).

Pemerintah sendiri terus mendukung pertumbuhan industri otomotif di tanah air. Pertumbuhan industri alat angkut pada tahun 2022 akan meningkat sebesar 10,67% atau di atas tingkat pertumbuhan industri pengolahan yang sebesar 5,01%.

Sebagai dukungan, harga acuan kendaraan bermotor hemat energi dan terjangkau atau mobil ramah lingkungan murah (KBH2/LGCC) akan disesuaikan sebesar 5 persen.

Baca juga: Menperin Optimis, Peralihan Euro 2 ke Euro 4 Stimulasi Pertumbuhan Ekonomi

“Pemerintah memahami adanya kenaikan biaya produksi dalam produksi kendaraan KBH2, kenaikan biaya bahan baku dan logistik sehingga perlu adanya penyesuaian tersebut,” ujar Taufiek Bawazier.

Regulasi terbaru tentang KBH2 terdapat pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 Tahun 2021 tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Rendah Karbon.

“Seperti yang disampaikan Menperin, nilai penyesuaian kembali itu tidak boleh di atas inflasi agar tidak membebani masyarakat,” ujarnya.

Exit mobile version