TAHUKAH kamu, menurut data terbaru, terdapat sekira 20 persen siswa kelas tujuh sampai sembilan (SMP) sudah merokok? Temuan ini dikemukakan oleh Ketua Komite Nasional Pengendalian Tembakau dr Hasbullah Thabrany, M.P.H, Dr.P.h dalam sebuah acara kesehatan di Jakarta pada Selasa (15/8).
Seperti disiarkan oleh Antara, Hasbullah mengatakan pula bahwa terdapat dampak buruk terhadap seorang anak apabila terus menerus terpapar dengan rokok. Salah satunya kecanduan yang cukup sulit untuk disembuhkan.
Baca juga:
Merokok di Usia Muda Cenderung Sulit Berhenti Nantinya

“Kalau anak sudah kecanduan merokok, sampai dewasa, 30-40 tahun belanjakan uangnya untuk rokok. Banyak anak sudah candu dan tidak bisa keluar lagi,” lanjutnya.
Menyikapi data terkait anak dan remaja yang merokok, Iing Mursalin, Program Lead Manager Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil Sekretariat Wakil Presiden (Satwapres), menuturkan bahwa 69,42 persen anak usia dini, yaitu 0-6 tahun, tinggal dalam satu anggota keluarga merokok.
Menurut dia, tidak mudah mengedukasi kebiasaan merokok apalagi mengingat adanya satu anggota keluarga yang menerapkan kebiasaan itu.
Adapun pajanan rokok pada anak memunculkan sederet dampak antara lain menganggu prestasi belajar, gangguan kecerdasan, dan kemampuan belajar, mengganggu perkembangan paru-paru.
Hal-hal tersebut menyebabkan anak mudah terinfeksi penyakit seperti meningtis, infeksi telinga tengah, pneumonia, bronkitis, asma, limfoma, dan leukemia.
Adapun dampak lainnya, anak akan sulit sembuh bila sakit karena sistem kekebalan tubuh menurun, mengalami gangguan kulit dan plak gigi, anak tampak lebih dari usia sebenarnya, kecanduan hingga perilaku negatif, perilaku agresif hingga suka menantang.
Baca juga:
Cara Nasihati Anak agar Tidak Merokok

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa terdapat peningkatan prevalensi merokok penduduk usia 10 tahun, dari 28,8 persen pada 2013 menjadi 29,3 persen pada 2018.
Sementara itu, prevalensi merokok pada populasi usia 10-18 tahun naik sebesar 1,9 persen, dari 7,2 persen pada 2013 ke 9,1 persen pada 2018. Di Indonesia sendiri, kematian karena 33 penyakit yang berkaitan dengan perilaku merokok mencapai 230.862 pada 2015, dengan total kerugian makro mencapai Rp 596,61 triliun. (far)
Baca juga:
Produk Tembakau Alternatif Dilarang untuk Anak 18 Tahun