Dua Paslon di Pilkada Pangandaran Keberatan Debat Publik Digelar Di Bandung

SEPUTARPANGANDARAN.COM – Kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati Pangandaran menyatakan keberatan atas rencana pelaksanaan debat kandidat yang merupakan tahapan pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Pangandaran tahun 2020 oleh KPU di Bandung.

“Sebagai calon, saya kecewa debat kandidat dilaksanakan di Bandung,” ucap Calon Bupati Pangandaran dari pasangan JUARA,  Jeje Wiradinata usai melaksanakan kampanyenya di Kecamatan Mangunjaya, Jumat 6 November 2020.

Kata Jeje, debat kandidat ini adalah tahapan pilkada di mana rakyat bisa melihat satu sama lain tentang bagaimana performance dan bagaimana rakyat bisa melihat calon satu sama lainnya dan rakyat itu adalah masyarakat Kabupaten Pangandaran.

“Jelas akan berbeda geregetnya apabila dilaksanakan di Pangandaran dan di Bandung. Kalau di Pangandaran masyarakat bisa berkumpul menyaksikan debat kandidat, berbeda dengan di Bandung masyarakat tidak akan merasakannya. Ada sesuatu yang berbeda tentu dengan lima tahun yang lalu,” ujarnya.

Jadi harapannya kata Jeje, agar pelaksanaan debat kandidat dilaksanakan di Pangandaran.

“Debat kandidat ini kan agar masyarakat bisa melihat performance, konsep pemikiran, dan adu gagasan satu sama lain,” kata Jeje.

Baca juga:  Tak Pakai Masker, Warga dan Wisatawan di Pangandaran Disanksi Push Up

Apabila diselenggarakan di Bandung menurut Jeje, tujuan debat kandidat akan hilang kalau dilaksanakan di Bandung.

“Saya memohon kepada KPU agar pelaksanaan debat kandidat ini dilaksanakan di Pangandaran, biar masyarakat semua bisa menyaksikan,” ujarnya.

“Sekarang sudah jaman canggih, saya  kampanye saja bisa melalui daring. Ngapain kita cape-cape ke Bandung, debat kandidat ini kan untuk masyarakat Kabupaten Pangandaran,” sambungnya.

Keberatan pun juga disampaikan oleh Ketua Tim pemenangan pasangan calon bupati dan wakil bupati Pangandaran Adang Hadari-Supratman, Mohammad Taufik.

Dia mengaku keberatan apabila pelaksanaan debat kandidat di Bandung. “Yang mau pilkada itu kan di Pangandaran bukan di Bandung,” ucap Taufik.

Alasan keberadaan menurut Taufik, selain memerlukan anggaran selama pelaksanaan debat di Bandung, juga kondisi pandemi Covid-19 yang menjadi pertimbangan.

“Mending kalau memperhatikan protokol kesehatannya. Dengan mengerahkan tim ke Bandung aja harus mengeluarkan anggaran lagi. Dulu juga kan digelar di Pangandaran kenapa harus di Bandung,” pungkasnya.

Sementara saat dikonfirmasi terkait keberadaan dari kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati, Ketua KPU Kab Pangandaran Muhtadin menyampaikan, bahwa rencana tempat atau lokasi pelaksanaan debat kandidat yang merupakan tahapan pilkada belum ada keputusan resmi dari penyelenggara lembaga penyiaran televisi sebagai pemenang lelang.

Baca juga:  Bupati Pangandaran Hadiri Pelantikan PAC Ansor Langakaplancar

“Sampai saat ini kami belum menerima kepastian dari pihak penyelenggara mau dimana,” ujarnya.

Namun alasan kenapa debat kandidat dilaksanakan di Bandung, menurut Muhtadin, untuk menghindari kerumunan saat pelaksanaan debat kandidat.

“Nanti yang diundang ke studio juga kan dibatasi paling cuma 17 orang termasuk dari jajaran KPU dan disiarkan melalui televisi nasional,” ujarnya.

Dia mengaku sampai saat ini pihaknya belum menerima pernyataan keberatan dari pihak kedua pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Pangandaran.***