Dua Kepala Daerah Terinfeksi Covid Usai Vaksinasi Sinovac

JAKARTA – Dua pemimpin daerah di Kota Depok (Jawa Barat) dan Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta) dikonfirmasi terpapar virus corona tak lama setelah mereka menerima suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 asal perusahaan China, Sinovac. Keduanya menjalani vaksinasi pada (14/1) lalu.

Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna dinyatakan positif Covid-19 usai hasil tes Polymerase Chain Reaction (PCR)-nya keluar pada Sabtu (30/1).

Berdasarkan temuan itu, Pradi lantas diboyong ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok untuk menjalani perawatan. Pradi diboyong ke sana karena sempat mengeluh demam setidaknya selama lima hari.

“Dengan ini disampaikan bahwa Bapak Wakil Wali Kota Depok benar terpapar Covid-19,” kata Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, kepada wartawan, Minggu (31/1).

Dadang menjelaskan, Pradi sempat menjalani vaksinasi Covid-19 tahap pertama, tetapi tidak dengan dosis kedua yang sesuai jadwal dilaksanakan (28/1). Pradi saat itu tak lolos kriteria vaksinasi lantaran mengalami gejala demam.

Kendati demikian, Dadang menyebut hingga saat ini kondisi kesehatan Pradi stabil, meski ia harus dirawat inap di RSUD Kota Depok.

Baca juga:  Gebyar Vaksinasi Merdeka di Pangandaran

“Kondisi beliau saat ini Alhamdulillah dalam kondisi stabil,” imbuh Dadang.

Sementara itu, Bupati Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Purnomo, dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil PCR keluar pada Kamis (21/1) lalu. Serupa Pradi, Purnomo pun telah menerima suntikan dosis pertama vaksin Sinovac.

Purnomo meyakini dirinya terpapar Covid-19 bukan dari vaksin yang telah diterimanya. Pernyataan itu ia sampaikan untuk meluruskan kabar yang menyebut jika infeksi virus corona yang dideritanya terkait dengan vaksin yang telah disuntikkan sepekan sebelumnya.

“Saya meyakini hasil swab positif ini bukan dari vaksin yang saya terima. Yang saya alami ini bukan termasuk KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi,” tulis Purnomo dalam pernyataan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (21/1).

Usai dinyatakan positif Covid-19, Purnomo menjalani isolasi mandiri di rumah dinas bupati dan dalam kondisinya tetap sehat. Ia mengatakan akan tetap melaksanakan tugas pemerintahan secara daring sambil menghabiskan waktu isolasi mandiri.

Merespons kondisi yang terjadi pada Purnomo, Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menduga Purnomo menjalani vaksinasi di saat proses masuknya atau masa inkubasi Covid-19.

Baca juga:  Identitas Mayat di Perairan Pangandaran Akhirnya Terungkap 

Nadia menjelaskan vaksin Sinovac yang disuntikkan kepada Purnomo berisi virus mati (inactivivated). Sehingga, katanya, itu hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.

“Jika melihat sequence waktunya, sangat mungkin pada saat bupati divaksin beliau dalam masa inkubasi, di mana sudah terpapar virus tapi belum bergejala,” kata Nadia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/1).

Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes ini pun mengatakan secara alamiah waktu antara paparan dan munculnya gejala atau load virus sedang tinggi adalah sekitar lima sampai enam hari.

Meskipun demikian, Nadia menegaskan kejadian yang menimpa Purnomo tetap dilaporkan sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Ia sekaligus menegaskan, sejak awal pemerintah sudah menekankan bahwa vaksinasi Covid-19 membutuhkan dua kali dosis penyuntikan. Sebab sistem imun perlu waktu lewat paparan yang lebih lama untuk mengetahui bagaimana cara efektif melawan virus.

Sumber : CNN