MerahPutih.com – Limbah sisa pemotongan hewan kurban masih menjadi masalah di Jakarta saat Idul Adha. Dalam beberapa tahun terakhir, ditemukan panitia yang membuang sampah ke sungai.
DPRD DKI Jakarta meminta Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) memikirkan limbah sisa pemotongan hewan kurban saat perayaan Idul Adha 2023/1444 Hijriah.
“Perlu penanganan khusus dan perlu keseriusan. Sampah tidak bisa dianggap sederhana, karena sampah sangat berdampak pada masyarakat, perlu sosialisasi secara masif,” kata Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina.
Baca juga:
Pemprov Jabar menyuntikkan vaksin cacar ke sapi potong
Ia juga meminta Dinas KPKP memastikan ternak yang akan dipotong bebas penyakit. Perlu dilakukan upaya pengetatan pengawasan jelang Idul Fitri. Karena saat ini banyak ternak yang rentan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Penyakit Kulit Benjolan (LSD) dan Peste des Petits Ruminants (PPR).
Untuk itu perlu diperbanyak jumlah petugas pengawas hewan kurban yang terjun langsung ke tempat penjualan maupun tempat pemotongan hewan kurban. Pasalnya, 700 orang yang ditunjuk Dinas KPKP masih belum ditemukan.
“Sepertinya kurang, kalau ada 700 harus ditambah 900. Sehingga menjangkau seluruh masjid, mushola, RT dan RW yang menyembelih hewan saat Idul Adha nanti”, jelasnya.
Baca juga:
Kebutuhan Hewan Kurban di Solo diperkirakan mencapai 7.600 ekor
Selain itu, Rumah Potong Hewan (RPH) Dharma Jaya juga dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan, karena daya tampungnya tidak mencukupi karena hanya ada tiga lokasi, yakni RPH Pulogadung, RPH Cakung dan RPH Semanan. Maka, sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penambahan petugas DKPKP DKI.
“Sosialisasi dan pelatihan untuk tim penyembelihan hewan DKPKP ditambah, karena banyak juga masyarakat yang menolak transportasi. Kalau langsung ke tempat masyarakat melakukan penyembelihan lebih baik,” ujarnya. (asp)
Baca juga:
Pemprov meminta warga Jakarta mengenali ciri-ciri hewan kurban yang sehat
