Dog Day Afternoon Review: Ketika Perampokan tak Berjalan Sesuai Rencana

Dikenal sukses menyutradarai “12 Angry Men” (1957) sebagai salah satu film klasik terbaik, Sidney Lumet kembali merambah ranah perfilman 70-an dengan karyanya “Dog Day Afternoon” (1975). Film ini dibintangi oleh Al Pacino dan John Cazale yang saat itu sedang naik daun setelah berperan dalam “The Godfather” (1972).

“Dog Day Afternoon” adalah film biografi drama kriminal yang diadaptasi dari kisah perampokan bank oleh John Wojtowicz pada tanggal 22 Agustus 1972 di New York. Kisah Wojtowicz unik karena dia adalah seorang pria biseksual yang merampok bank bersama teman-temannya untuk membiayai operasi ganti kelamin istrinya.

sore anjing

Perampokan bank yang gagal

Film ini mengikuti seorang veteran perang Vietnam, Sonny Wortzik (Al Pacino), dan temannya Sal (John Cazale), yang mencoba merampok Bank Tabungan Brooklyn Pertama. Ketika kedua pencuri amatir mengosongkan brankas, mereka menyadari hanya tersisa $1.100 di bank.

Situasi semakin parah ketika polisi tiba-tiba mengepung bagian luar gedung bank dari segala arah. Sal yang ketakutan dan Sonny yang bingung menemukan jalan keluar, terpaksa mengubah perampokan bank yang tidak direncanakan ini menjadi drama penyanderaan selama 14 jam dan negosiasi alot dengan polisi yang dipimpin oleh Sersan Detektif Eugene Moretti (Charles Durning).

Film berdurasi 2 jam 4 menit ini menampilkan drama sandera yang mencekam dan dialog yang realistis. Sidney Lumet juga menambahkan sentuhan humor yang disematkan di setiap dialog dan adegan, apalagi di adegan pembuka, Sonny dan Sal pertama kali masuk ke gedung bank untuk merampok.

Baca juga:  Jack Miller Tak Kapok Balapan Meski 30 Tulangnya Sudah Pernah Patah

Meski bergenre drama perampokan bank dan minim aksi, “Dia de Cão” tetap berhasil menghadirkan adegan interaksi yang sangat intens antara perampok dan polisi. Penggambaran musim panas New York juga berhasil menambah ketegangan di setiap adegan dalam film ini.

Di tengah film, terungkap bahwa Sonny adalah biseksual. Ia memiliki seorang istri yang ternyata seorang laki-laki. Alasan dia merampok bank adalah untuk membayar operasi kelamin istrinya Leon Shermer.

Sisi lain yang menarik dari film ini adalah Sidney Lumet sebagai sutradara berhasil menonjolkan bagaimana seorang kriminal bisa dipuja sebagai Robin Hood melalui publisitas media. Dalam film ini, Sonny mendapat dukungan dari masyarakat kota New York karena tindakannya dianggap heroik sebagai simbol perlawanan. Dukungan utama datang dari komunitas gay, yang pada saat itu sangat teraniaya.

sore anjing

Al Pacino sebagai film “Life”

“Bersiaplah! Attica!”, menjadi seorang garis yang paling ikonik dari film ini. Al Pacino, yang berperan sebagai Sonny, berteriak garis Saat itulah adegan dia berteriak kepada orang banyak dan media yang menyaksikan perampokan itu, lalu orang-orang bersorak dan bertepuk tangan.

Baca juga:  Tak Akan Ajukan Banding, Arif Rachman Sampaikan Harapan ke Jaksa

Arti sebenarnya dari Attica adalah nama salah satu penjara di New York, tempat terjadinya kerusuhan pada tahun 1971. Akibat kerusuhan tersebut, polisi membunuh banyak narapidana tanpa negosiasi sebelumnya. Peristiwa yang sedang marak ini menjadi basis perlawanan masyarakat sipil terhadap penguasa saat itu.

Menurut New York Times, garis ini tidak tertulis di skrip. Pure Al Pacino berteriak, “Attica!” seperti improvisasi. Tindakan pencurian inilah yang kemudian menjadi salah satu penanda gerakan perlawanan sosial politik rakyat terhadap ketidakadilan aparat pada masa itu.

Oleh karena itu, mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Al Pacino adalah jiwa utama dari film ini. Tanpa dia, karakter Sonny tidak akan hidup seperti dirinya. Bangkit setelah perannya di “The Godfather”, Al Pacino tidak disangka sebagai protagonis film ini. Penampilannya sebagai penjahat amatir yang emosional dan kompleks terlihat cemerlang di film ini.

Tentu bukan hanya Al Pacino, jajarannya pemeran Orang lain dalam film ini juga memberikan penampilan yang sangat bagus, termasuk John Cazale sebagai Sal, salah satu karakter yang menarik banyak simpati penonton.

Kisah Perampokan John Wojtowicz

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, “Dog Day Afternoon” terinspirasi oleh kisah epik perampokan bank yang dilakukan oleh John Wojtowicz pada tahun 1972. Bahkan setelah film tersebut dirilis, skandal perampokan bank tersebut disiarkan langsung selama 14 jam, dengan 7 sandera menjadi hot. topik diskusi.

Baca juga:  David De Gea: Laga Kontra Liverpool Penting, Tapi Tak Menentukan

Dalam wawancaranya, Wojtowicz mengungkapkan bahwa perampokan bank tersebut dilatarbelakangi oleh kecintaannya pada Eden, seorang waria yang membutuhkan dana untuk operasi ganti kelamin.

Dalam cerita aslinya, Wojtowicz mengajukan daftar tuntutan kepada polisi, salah satunya agar Eden dibebaskan dari Rumah Sakit Kings County dan dibawa ke bank untuk ditukar dengan salah satu sandera.

Setelah gagal, Wojtowicz akhirnya tertangkap dan menjalani hukuman 5 tahun penjara. Dia meninggal karena kanker pada tahun 2006, dalam usia 60 tahun.

Sebagai film biografi berlatar drama kriminal, “Dog Day Afternoon” adalah film yang secara akurat menceritakan tragedi sebenarnya di baliknya. Secara keseluruhan, cerita dan skenario film ini dikurasi dengan cermat tanpa mengurangi keaslian cerita di balik peristiwa tersebut. Meski di paruh kedua film, “Dog Day Afternoon” bisa sedikit membosankan karena plot yang berkurang, ia kembali muncul di paruh ketiga menjelang akhir film.

Pantas saja “Dog Day Afternoon” berhasil membeli begitu banyak Penghargaan akademitermasuk untuk kategori Skenario Asli Terbaik, Aktor Terbaik, Sutradara TerbaikDAN Aktor Pendukung Terbaik.