BERITA  

Diminati Pasar, Gapoktan di Padaherang Lakukan Budidaya Labu Madu

SEPUTARPANGANDARAN.COM – Di tengah pandemi Covid-19, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Ciganjeng dan Sindangwangi, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, melakukan kolaborasi budidaya Labu Madu.

Gapoktan tersebut terdiri dari kelompok Taruna Tani Bedah Rahayu yang diketuai oleh Rukman, Mekar Bayu dengan ketua Tahmo dan Kertaraharja dengan ketua Untung, serta dari Desa Sindangwangi, Kelompok Tani Saluyu Mukti dengan ketua Dasnyo.

Ketua Kelompok Tani Mekar Bayu, Tahmo mengatakan, bahwa budidaya Labu Madu memiliki peluang bisnis yang menjanjikan, baik untuk memenuhi pasar domestik atau sebagai komoditas ekspor.

Di Kabupaten Pangandaran, kata Dia, baru kelompok tani ini yang akan melakukan budidaya labu madu. Selain banyak manfaatnya, nilai jualnya pun cukup tinggi.

Gapoktan ini, lanjut Tahmo,
untuk tahap awal mencoba melakukan budidaya Labu Madu di lahan 300 bata dengan ditanami 1000 pohon.

“Dengan kebersamaan juga untuk pemanfaatan lahan yang kurang produktif, kami berinisiatif untuk di tanami Labu Madu,” kata Tahmo kepada SEPUTAR PANGANDARAN, di lokasi penanaman, Minggu (03/12/2021).

Baca juga:  Perahu Nelayan Pangandaran Dihantam Ombak, 2 Selamat 3 Dalam Pencarian

Menurutnya, buah labu ini yang memiliki nama lain Butternut Squash memang sudah  banyak diminati masyarakat luar.

“Manfaatnya banyak, serat buah ini dinilai cocok sebagai makanan pendamping asi,” jelasnya.

Lanjut Tahmo, selain bermanfaat untuk kesehatan, labu madu yang masih satu keluarga dengan melon, ketimun dan juga labu kuning ini merupakan peluang bisnis yang menjanjikan.

“Untuk proses atau pembudidayaannya pun tergolong mudah, sehingga petani tidak harus mengeluarkan modal atau biaya besar,” jelas Tahmo.

Dia memaparkan, terlebih dahulu lakukan penyemaian biji, sesudah 2 minggu baru dialihkan ke lahan. Selanjutnya dilakukan perawatan, kurang lebih 3 bulan sampai panen.

Di tempat yang sama, Dedi Ginanjar salah satu penggerak budidaya Labu Madu ini menambahkan, sepengetahuannya di Kabupaten Pangandaran belum ada yang melakukan budidaya Labu Madu.

“Maka dari itu saya bersama rekan rekan kelompok tani mencoba untuk berinovasi. Yang saya tau dari harga jual di petani Rp. 13 ribu per kilogram sedangkan di swalayan bisa mencapai Rp. 30 ribu per kilogram,” ujarnya.

Baca juga:  Inilah Usulan Pakar IPB Pada Musrenbang Penyusunan RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2021-2026

Dia berharap usaha yang sedang dilakukan membuahkan hasil yang maksimal dan bisa menjadi contoh di Desa Ciganjeng dan Desa lain di Kabupaten Pangandaran.

“Harapan kami adanya peningkatan perekonomian bagi para petani juga bisa menjadi destinasi wisata pertanian,” harapnya. (Eris Riswana/SP)