SEPUTARPANGANDARAN.COM, Jakarta – Pada debat capres cawapres perdana tersebut, Ganjar Pranowo mengungkapkan Ketua BEM UI Melki Sedek Huang merupakan salah satu korban intimidasi dari aparat penegak hukum. Sebab, Melki berani mengungkapkan kritik dengan lantang.
Padahal, menurut Ganjar, selama ini demokrasi kerap digaungkan untuk setiap saat dijaga juga dihormati. Akibatnya, Ganjar mengamati intimidatif aparat penegak hukum harus diselesaikan.
Menanggapi pernyataan Ganjar, Melki berharap kasusnya tiada hanya sekali menjadi unsur kampanye. Ia juga mengungkapkan, momen debat Capres 2024 tadi di malam hari diharapkan capres memahami benar bahwa represi bentuk dosa besar. Ia juga meminta-minta kandidat capres berani berazam untuk tidak ada antikritik lalu melindungi kebebasan berekspresi.
Kronologi Intimidasi Orang Tua Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang
Melki Sedek Huang mengaku rutin mendapatkan intimidasi dari aparat. Setiap BEM UI melakukan aksi atau acara diskusi, ia selalu dihubungi melalui telepon oleh aparat kemudian meminta-minta agar diskusi dibatalkan atau dibuat secara daring.
“Bisa enggak dialihkan jadi ini, jadi itu. Saya bilang boleh dialihkan, boleh diubah ke online dan sebagainya, tetapi artinya jadi acara baru serta perlawanan baru, acara ini masih jalan. Pokoknya intimidasi terus-menerus ada,” kata Melki usai melaksanakan Kultum Kebangsaan di dalam Lapangan Rotunda, Kampus UI Depok, pada Selasa, 7 November 2023.
Akhir Oktober 2023, ibu Melki yang tersebut bertempat tinggal di tempat Pontianak menelepon sebab ada aparat mengunjungi rumahnya. Aparat yang dimaksud bertanya, “Kapan Melki kembali ke Pontianak”. Selain itu, aparat juga menanyakan terkait kebiasaan yang digunakan dijalankan Melki sehari-hari untuk sang ibunda.
“Melki kira-kira tiap waktu malam kebiasannya ngapain, ibu tiap waktu malam pulang jam berapa,” ujar Melki mencotohkan aparat yang menanyakan terhadap ibunya.
Selain sang ibu, orang yang tersebut mengaku aparat yang dimaksud juga mengusut kebiasaan Melki dari guru sekolahnya di tempat SMA 1 Pontianak.
“Guru saya di area SMA 1 Pontianak pun ada yang dimaksud menelpon, katanya menjauhi putusan MK ada yang dimaksud tanya, ‘Melki pas di area sekolah gimana? Melki itu tiap hari kebiasannya apa?’ kemudian lain sebagainya,” katanya.
Bahkan, Melki juga pernah beberapa kali ditelepon oleh sosok yang tersebut mengaku sebagai pihak keamanan. Namun, ia mengungkapkan bukan ada satu ancaman yang membuatnya takut juga memadamkan semangat perjuangannya. Ia menilai, jikalau banyak yang dimaksud mengancam berarti dirinya ada di tempat jalan kebenaran. Ancaman kerap berdatangan untuk Melki hampir satu tahun sejak awal menjadi Ketua BEM UI. Namun, mendekati aksi putusan MK, ancaman terhadap Melki semakin banyak.
Selain Melki, upaya intimidasi juga dialami oleh rekan-rekan sesama BEM dan juga pergerakan peserta didik maupun pergerakan rakyat yang mana lain. Melki memberikan imbauan terhadap rekan-rekannya yang mana kritis melawan untuk lebih tinggi berhati-hati.
Sampai ketika ini, Ketua BEM UI ini mendapatkan laporan dari rekan-rekannya yang mana diintimidasi seperti dirinya. Adapun, bentuk intimidasi beragam, seperti disertai hingga ke kamar kosan, dihadiri oleh hingga ke kampus, atau setiap hari ditelpon aparat keamanan dimintai keterangan terkait jadwal rapat, konsolidasi, dan juga pergerakan selanjutnya.
“’Bisa kamu redam atau kalo ga bisa jadi kamu redam kamu mau saya tangkap’, itu beberapa perkataan kemudian tidaklah cuma pergerakan mahasiswa, tapi aksi buruh juga seperti itu,” kata Ketua BEM UI, Melki Sedek Huang.
RACHEL FARAHDIBA R | RICKY JULIANSYAH | TIKA AYU
Sumber: tempo