SEPUTARPANGANDARAN.COM – Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menegaskan komitmennya, untuk memperketat pengawasan pemudik dan patuh pada aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Justru saya kecewa dan menyesalkan kebijakan pemerintah pusat yang membuka kembali layanan transportasi umum. Kebijakan itu mengacaukan penerapan PSBB khususnya di Kabupaten Pangandaran,” ujar Jeje.
Jeje pun memerintahkan Dinas Perhubungan untuk melarang angkutan umum masuk ke wilayah Pangandaran. Selain itu pengawasan di perbatasan akan tetap diperketat.
Merujuk kepada data kedatangan pemudik asal Pangandaran, Jeje mengatakan setelah pemerintah pusat mengoperasikan kembali terminal bus dan layanan transportasi umum, terjadi lonjakan yang cukup signifikan.
“Setelah transportasi umum dibuka lagi, dalam satu hari pemudik yang pulang mencapai 97 orang. Padahal di awal PSBB angka pemudik rata-rata 30 orang per hari. Inilah yang kami sesalkan, bahwa kebijakan membuka layanan transportasi umum telah membuyarkan konsentrasi kami melaksanakan PSBB,” tutur Jeje.
Dia mengaku khawatir relaksasi berupa pembukaan kembali layanan transportasi umum memicu terjadinya mobilisasi masyarakat yang semakin menjadi-jadi, apalagi didorong oleh tradisi mudik Lebaran.
“Kami tak akan lengah. Tetap konsisten melaksanakan PSBB, sampai pandemi ini benar-benar dinyatakan berakhir,” kata Jeje.
Sikap keras Pemkab Pangandaran dalam melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) khususnya terkait larangan angkutan umum masuk ke Pangandaran dan ketatnya penjagaan perbatasan, menuai keluhan dari sebagian masyarakat. Mereka menilai, Pangandaran berbeda dengan kabupaten dan kota lain di Jawa Barat.
“Jadi bingung, teman-teman saya sudah pulang kampung. Tinggal saya yang masih bertahan di kosan,” kata Khairul Rizal, warga Cimerak Pangandaran yang merantau di Kota Bandung, Jumat (15/5/2020).
Melalui pesan WhatsApp, Khairul menceritakan dua teman indekosnya di Bandung sudah pulang ke Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, tanpa harus menjalani isolasi di tempat khusus dan tanpa melalui penjagaan perbatasan yang ketat.
“Aneh, PSBB-nya se-Jawa Barat, tapi kebijakannya berbeda-beda,” ujar Khairul.
Pria berprofesi sebagai pedagang kuliner di Kota Bandung itu akhirnya memutuskan berencana pulang setelah masa PSBB berakhir.
“Mungkin nanti Kamis depan, setelah PSBB berakhir, saya akan memaksakan diri pulang ke Pangandaran,” kata Khairul.