Indeks

BMKG Sebut Puncak El Nino Berdampak pada Kekeringan dan Ketahanan Pangan

MerahPutih.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak El Nino di Indonesia akan terjadi pada Agustus-September.

Informasi itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (18/7).

Baca juga:

Bacanas tingkatkan stok daging dan ayam beku menghadapi El Nino

“El Nino ini diprediksi intensitasnya ringan hingga sedang,” kata Dwikorita.

Fenomena alam ini berdampak pada ketersediaan air dan kekeringan.

“Dikhawatirkan (El Niño) akan berdampak pada ketersediaan air atau kekeringan dan juga pada produktivitas pangan atau ketahanan pangan,” imbuhnya.

Dwikorita mengatakan, dampak El Nino ini mengakibatkan kurangnya ketersediaan air atau kekeringan sehingga dikhawatirkan berdampak pada ketahanan pangan.

Baca juga:

Pemkot Bandung meminta PDAM menyiapkan cadangan air baku

Namun, lanjut Dwikorita, karena Indonesia berada di antara dua samudra dan topografi wilayahnya bergunung-gunung di garis khatulistiwa, dampak El Nino tidak hanya kekeringan, tetapi juga banjir.

“Karena wilayah Indonesia ini dipengaruhi oleh dua samudera dan juga memiliki topografi pegunungan di garis khatulistiwa, masih ada kemungkinan suatu daerah mengalami kekeringan, tetangganya mengalami banjir atau bencana hidrometeorologi,” ujarnya.

Dwikorita menjelaskan, tidak semua wilayah terdampak kekeringan akibat El Nino.

Dia meminta semua pihak untuk terus menjaga lingkungan dan mengatur pengelolaan air.

“Begitu juga beradaptasi dengan pola tanam dan juga tetap memantau perkembangan informasi cuaca dan iklim yang sangat dinamis dari waktu ke waktu dari BMKG,” ujarnya. (Knu)

Baca juga:

Jabar siapkan strategi hujan buatan hadapi El Nino



Source link

Exit mobile version